Kabar Internasional – Trump Klaim China ‘Tertangkap Tangan’ Pindahkan Minyak ke Korea Utara

Donald Trump pada hari Kamis (28/12) mengatakan bahwa dia “sangat kecewa karena China membiarkan minyak masuk ke Korea Utara”. Ia mengatakan langkah tersebut akan mencegah “solusi ramah” terhadap krisis program nuklir Pyongyang.

Sebelumnya, China mengatakan bahwa tidak ada transfer minyak yang melanggar sanksi antara kapal-kapal China dan kapal-kapal Korea Utara, dari jenis yang dijelaskan oleh sebuah surat kabar Korea Selatan, Chosun Ilbo, yang mengatakan bahwa satelit mata-mata telah mendeteksi 30 contoh transfer tersebut sejak Oktober. Laporan itu diambil oleh Fox News, yang umumnya merupakan sumber informasi yang terkait dengan tweet Trump.

“Tertangkap RED HANDED,” tulis presiden, dengan karakteristik penggunaan ibu kota. “Sangat kecewa karena China membiarkan minyak masuk ke Korea Utara. Tidak akan pernah ada solusi ramah untuk masalah Korea Utara jika ini terus terjadi!”

Trump menghabiskan satu hari lagi di Florida, di mana dia menginap di resor Mar-a-Lago-nya. Sebelum tweet dikirim, kolam pers Gedung Putih melaporkan bahwa ia telah melakukan perjalanan ke salah satu lapangan golfnya di negara bagian tersebut. Trump sering berangkat dari sopan santun diplomatik saat membahas Korea Utara, baik di Twitter maupun dalam pidato. Pada bulan Agustus, misalnya, dia mengatakan kepada wartawan bahwa jika Pyongyang membuat ancaman lagi untuk menyerang AS, maka akan “dipenuhi dengan api dan kemarahan seperti dunia yang belum pernah ada sebelumnya”.

Sementara berulang kali menekankan bahwa semua opsi termasuk kekuatan militer ada di atas meja, presiden secara rutin telah meminta agar China bertanggung jawab untuk mengurangi ancaman sebuah pangkalan nuklir Korea Utara, karena ini adalah mitra dagang utama negara yang terisolasi. Dalam sebuah tweet ilustratif pada bulan April, dia menulis: “China sangat memiliki jalur ekonomi untuk Korea Utara, walaupun tidak ada yang mudah, jika mereka ingin menyelesaikan masalah Korea Utara, mereka akan melakukannya.”

Pada hari Kamis (28/12), Sekretaris Negara Rex Tillerson mendesak Beijing untuk menggunakan “pengaruh ekonomi yang menentukan” terhadap Pyongyang. “China telah menerapkan larangan dan sanksi impor tertentu, namun bisa dan harus berbuat lebih banyak,” tulisnya di New York Times.