Kabar Internasional – Trump akan Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem

Presiden Donald Trump mengatakan kepada para pemimpin Arab pada hari Selasa (5/12) bahwa dia bermaksud untuk memindahkan kedutaan AS di Israel ke Yerusalem. Sebuah keputusan yang kontroversial yang dapat merusak kebijakan AS dan berisiko memicu kekerasan di Timur Tengah.

Pejabat senior AS mengatakan bahwa Trump kemungkinan pada hari Rabu (6/12) akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel saat menunda relokasi kedutaan dari Tel Aviv selama enam bulan, meskipun dia diharapkan untuk memerintahkan pembantunya untuk segera merencanakan langkah tersebut. Dukungan Amerika Serikat terhadap klaim Israel atas seluruh Yerusalem karena ibukotanya akan membalikkan kebijakan AS yang telah berlangsung lama. Bahwa status kota tersebut harus diputuskan dalam negosiasi dengan Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Masyarakat internasional tidak mengakui kedaulatan Israel atas seluruh kota, tempat tinggal suci umat Islam, Yahudi dan Kristen.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Raja Abdullah, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Salman, Arab Saudi, yang semuanya menerima telepon dari Trump, bergabung satu suara yang memberatkan dan memperingatkan bahwa langkah AS sepihak di Yerusalem akan menggagalkan pimpinan AS yang berupaya menciptakan perdamaian dan menimbulkan kekacauan yang meluas di wilayah ini. Pada saat yang sama, seorang menteri senior Israel tampaknya menyambut keputusan Trump tentang Yerusalem sambil bersumpah bahwa Israel sedang mempersiapkan terjadinya kekerasan.

Trump, yang berjanji dalam kampanye kepresidenan untuk memindahkan kedutaan di Israel, akan memberikan pidato pada hari Rabu (6/12) mengenai keputusannya di Yerusalem, kata juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders. “Presiden yang akan saya katakan cukup solid dalam pemikirannya saat ini,” katanya, meski dia menolak memberikan rinciannya.

Trump memberi tahu Abbas “tentang niatnya untuk memindahkan Kedutaan Besar Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem,” juru bicara Abbas Nabil Abu Rdainah mengatakan. Abbas, sebagai tanggapannya, “memperingatkan konsekuensi berbahaya dari keputusan tersebut mengenai proses perdamaian dan keamanan, keamanan dan stabilitas wilayah dan dunia” dan juga meminta Paus dan pemimpin Rusia, Prancis dan Yordania untuk campur tangan.

Raja Salman menekankan kepada Trump bahwa pengumuman AS tentang status Yerusalem akan “mengobarkan perasaan Muslim di seluruh dunia,” kata Badan Berita Saudi.