Kabar Internasional – Seoul Minta Bantuan Vladimir Putin untuk Jinakkan Korea Utara

Presiden Korea Selatan, Moon Jae In telah memperingatkan bahwa krisis di semenanjung Korea beresiko menjadi tidak terkendali. Ketika dirinya mencari kerja sama dengan Rusia dalam sebuah pertemuan dengan Vladimir Putin.

“Situasi politik global telah menjadi sangat serius karena provokasi berulang oleh Korea Utara,” kata Moon kepada presiden Rusia tersebut dalam pembicaraan bilateral yang digelar di Vladivostok pada hari Rabu (6/9).

Menurut media Korea Selatan, Moon meminta Putin untuk membantu menjinakkan Korea Utara, karena masyarakat internasional menganggap tanggapannya terhadap uji coba nuklir keenam Pyongyang pada hari Minggu (3/9) kemarin.

Ada bukti lebih lanjut bahwa Korea Utara telah membuat kemajuan signifikan dalam program nuklirnya, dengan Jepang yang mengatakan bahwa mereka telah merevisi perkiraan kenaikan hasil bom pada hari Minggu (3/9) kemarin yang menjadi 160 kiloton, membuatnya lebih besar 10 kali lipat dari bom di Hiroshima.

“Ini jauh lebih kuat daripada uji coba nuklir mereka di masa lalu,” kata menteri pertahanan Jepang, Itsunori Onodera yang mengatakannya kepada wartawan. Angka tersebut didasarkan pada besaran yang direvisi oleh Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization.

Perkiraan revisi Jepang jauh lebih besar dari hasil 50-100 kiloton yang diberikan oleh dewan keamanan PBB. Dewan tersebut dijadwalkan memberikan suaranya pada hari Senin (11/9) mengenai sebuah resolusi yang mengecam uji coba nuklir terakhir Korea Utara, namun ada tanda-tanda pembagian mengenai bagaimana cara untuk menanggapi.

Putin mengatakan bahwa dirinya menentang tindakan ekonomi baru untuk melawan rezim tersebut. Sementara dia mengutuk provokasi Korea Utara, Putin mengatakn sanksi lebih lanjut akan sia-sia dan tidak efektif, menggambarkan tindakan tersebut sebagai tindakan yang tidak terarah.

China juga mennetang tindakan apapun, yaitu embargo minyak yang disukai oleh Amerika Serikat dan Jepang, yang dapat memicu krisis domestik yang cukup besar untuk menggulingkan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan berpotensi mengakhiri status negara tersebut seabgai penyangga antara China dan Korea Sealtan, di mana pasukan militer Amerika Serikat berbasis.

Perdana menteri Jepang, Shinzo Abe, diperkirakan akan melakikan pembicaraan mengenai sanksi terhadap Korea Utara bersama dengan Putin ketika mereka akan bertemu di Vladivostok pada hari Kamis (7/9).