Kabar Internasional – Sebuah Gambar Tunjukkan Desa Rohingya yang Masih Dibakar

Amnesty International mengatakan bahwa citra satelit dan video baru dari negara Rakhine yang dilanda perselisihan menunjukat asap. Asap yang mengepul dari desa warga muslim Rohingya, yang bertentangan dengan klaim Aung San Suu Kyi bahwa operasi militer telah berakhir.

Kelompok yang berbasis di London tersebut mengatakan bahwa sumbernya di Rakhine mengklaim bahwa kebakaran tersebut, yang tertangkap dalam sebuah gambar baru pada hari Jumat (22/9), di mulai oleh anggota keamanan dan massa yang anarkis. Kekerasan terbaru di Myanmar telah mengirimkan 429.000 pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh dalam waktu kurang dari sebulan.

“Bukti yang memberatkan dari lokasi dan dari angkasa dalam menghadapi penegasan Aung San Suu Kyi kepada dunia,” kata Tirana Hasan, direktur respon krisis Amnesty, yang mengatakan dalam sebuah pernnyataan pada akhir Jumat (23/9). “Rumah dan desa Rohingya telah terbakar, sebelum, dan setelah penduduk mereka terombang-ambing dengan ketakutan. Ketidakpuasan dengan hanya mengusir Rohingya dari rumah mereka, pihak yang berwajib sepertinya memastikan mereka tidak memiliki rumah untuk kembali.”

Diplomat seniro Amerika Serikat untuk Asia Tenggara mengatakan bahwa Amerika tetap sangat terganggu oleh krisis yang sedang berlangsung dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di Rakhine.

Deputi asisten sekretaris negara, Patrick Murphy, yang berbicara pada hari Jumat (22/9) dalam sebuah konferensi mengatakan bahwa Amerika Serikat saat ini mengecam serangan pada bulan Agustus lalu oleh militan Muslim Rohingya, tanggapan dari pasukan keamanan Myanmar telah bertindak tidak proporsional. Dia meminta pasukan keamanan untuk mengakhiri kekerasan di Rakhine, menghentikan kewaspadaan di sana, melindungi warga sipil dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan di daerah tersebut.

Murphy juga meminta pasukan keamanan untuk bekerja dengan pemerintah sipil untuk melaksanakan rekomendasi sebuah komite yang dipimpin oleh mantan sekretaris jenderal PBB, Kofi Annan. Murphy juga mengatakan bahwa Amerika Serikat telah memperingatkan Myanmar tentang dampak potensial yang dihadapinya jika tidak segera mengatasi krisis, termasuk ketidak stabilan di Rakhine.

Sebagian besar dari mereka yang melarikan diri telah berakhir di kamp-kamp di distrik Cox’s Bazar di Bangladesh, yang telah memiliki ratusan ribu pengungsi Rohingya yang telah melarikan diri dari putaran sebelumnya akibat kekerasan di Myanmar.