Kabar Internasional – PM Inggris Coba untuk Tawarkan Kesepakatan Brexit Kepada Para Menteri

Perdana Menteri Theresa May akan berusaha meyakinkan para menteri senior pada hari Rabu (14/11) untuk menerima rancangan perjanjian Brexit. Para penentang menyebut hal ini akan mengancam pemerintahnya dan persatuan Kerajaan Inggris.

Pemimpin Inggris terlemah dalam satu generasi, dia harus mencoba untuk mendapatkan persetujuan yang disetujui oleh parlemen sebelum keluar dari blok pada 29 Maret 2019. Brexiteers di Partai Konservatif May menuduhnya menyerahkan diri kepada UE dan mengatakan mereka akan memilih kesepakatan itu. Partai Koalisi Demokratik Irlandia Utara (DUP) yang mendukung pemerintah minoritas May mempertanyakan apakah dia akan bisa mendapatkan persetujuan parlemen.

“Dari apa yang kami lihat dan dengar kami tidak percaya kesepakatan ini adalah kesepakatan terbaik,” kata Jeffrey Donaldson, anggota parlemen DUP. “Kesepakatan ini memiliki potensi untuk mengarah pada perpecahan Kerajaan Inggris dan itu bukan sesuatu yang bisa kami dukung.”

Kabinet Inggris akan bertemu pada 1400 GMT. Lima menteri senior Mayjen, Dominic Raab, Jeremy Hunt, Sajid Javid, Michael Gove, dan Geoffrey Cox akan mendukung kesepakatan itu, kata editor politik surat kabar Sun, Tom Newton Dunn. Sterling, yang telah naik turun sejak mencapai $ 1,50 sebelum Inggris 2016 referendum yang melihat margin 52-48 persen untuk meninggalkan Uni Eropa, datar di $ 1,2967 setelah sempat melompat lebih dari 1 persen karena berita dari kesepakatan.

Para pemimpin Uni Eropa dapat bertemu pada 25 November untuk pertemuan puncak untuk menyegel kesepakatan Brexit jika kabinet Mei menyetujui teks tersebut, kata sumber diplomatik. Untuk Uni Eropa, pulih dari krisis berturut-turut atas utang dan imigrasi, hilangnya Inggris adalah pukulan terbesar belum 60 tahun upaya untuk menempa persatuan Eropa setelah dua perang dunia.

Rancangan kesepakatan itu mendorong Britania Raya menuju akhiran Brexit meskipun hasil akhirnya tidak pasti: skenario berkisar dari perceraian yang tenang sampai pergolakan yang akan menjegal ekonomi dan menenggelamkan pimpinan perdana May atau bahkan mengarah pada referendum lain. Mungkin, lawan awal Brexit yang memenangkan pekerjaan atas di kekacauan pasca 2016 suara referendum, telah mempertaruhkan masa depannya pada kesepakatan yang ia berharap akan memecahkan Brexit teka-teki: meninggalkan Uni Eropa sambil menjaga hubungan paling dekat mungkin.

Jauh dari menggalang dukungan luas, rencana May sejauh ini telah membuat marah Brexiteers, pro-Eropa, nasionalis Skotlandia, DUP Irlandia Utara, dan beberapa menteri sendiri. Para Brexiteers yang terkemuka seperti legislatif Konservatif Jacob Rees-Mogg dan mantan menteri luar negeri Boris Johnson mengatakan bahwa Mei telah menjual habis Kerajaan Inggris dan mereka akan menentangnya.