Kabar Internasional – Partai Putuskan Pecat Mugabe, Warga Zimbabwe Bersorak

Partai berkuasa Zimbabwe akan memberhentikan Presiden Robert Mugabe pada hari Minggu (19/11) dan mengembalikan Emmerson Mnangagwa. Warga Zimbabwe pun berkumpul dan merayakan kejatuhan itu, kata dua sumber partai kepada Reuters pada hari Sabtu (18/11).

Aturan 38 tahun Mugabe telah berakhir secara efektif sejak tentara menguasai pada hari Rabu (15/11), membatasi dia ke kediamannya, dengan mengatakan bahwa mereka ingin menargetkan “penjahat” di sekitarnya. Televisi pemerintah mengatakan Mugabe akan bertemu dengan komandan militer pada hari Minggu (19/11), mengutip imam Katolik Fidelis Mukonori, yang telah menengahi perundingan dengan presiden. Tapi ratusan ribu orang tidak membutuhkan sinyal formal bahwa waktunya telah berakhir saat mereka membanjiri jalan-jalan Harare, bernyanyi, menari dan berpelukan.

Dalam adegan yang mengingatkan pada jatuhnya diktator Rumania Nicolae Ceausescu pada tahun 1989, pria, wanita dan anak-anak berlari di samping mobil lapis baja dan tentara yang melangkah dalam minggu ini untuk mengusir satu-satunya penguasa Zimbabwe yang telah dikenal sejak kemerdekaan pada tahun 1980. Yang lain berjalan menuju kediamannya yang mewah ‘Blue Roof’, namun dijauhkan oleh tentara.

Di jalanan Harare, orang Zimbabwe berbicara tentang pembebasan kedua untuk bekas koloni Inggris, di samping impian mereka akan perubahan politik dan ekonomi setelah dua dekade berada dalam tekanan.

“Ini adalah air mata kegembiraan,” kata Frank Mutsindikwa, 34, memegang tinggi-tinggi bendera Zimbabwe. “Saya telah menunggu sepanjang hidup saya untuk hari ini. Bebas pada akhirnya. Kami bebas akhirnya.”

Kejatuhan Mugabe kemungkinan akan mengirim gelombang kejut ke seluruh Afrika, di mana sejumlah orang kuat yang mengakar, dari Yoweri Museveni dari Uganda sampai Republik Demokratik Kongo Joseph Kabila, menghadapi tekanan yang meningkat untuk menyingkir. Kerumunan di Harare sejauh ini telah memberi sebuah veneer kuasi-demokratik untuk intervensi militer, mendukung klaimnya bahwa hal itu hanya mempengaruhi transfer kekuasaan konstitusional, yang akan membantunya menghindari serangan balik diplomatik dan opprobrium yang biasanya mengikuti sebuah kudeta.

Pihak militer diminta untuk bertindak atas keputusan Mugabe untuk memecat Mnangagwa, saingan utama Grace Mugabe untuk menggantikan suaminya. Pemilihan presiden berikutnya dijadwalkan tahun depan.