Kabar Internasional – Latihan Pesawat Bomber AS Dianggap Ancam Korut

Dua pesawat pembom strategis Amerika Serikat melakukan latihan di atas Korea Selatan pada hari Kamis (2/11), kata Angkatan Udara AS. Hal ini semakin meningkatkan ketegangan dengan Korea Utara beberapa hari sebelum Presiden Donald Trump mengunjungi wilayah tersebut untuk menghentikan program nuklir Pyongyang. Berita tentang latihan ini pertama kali dilaporkan oleh kantor berita Korea Utara KCNA pada hari Jumat (3/11), yang mengatakan bahwa latihan yang melibatkan jet tempur Korea Selatan dan Jepang adalah “bor nuklir kejutan”.

“Kenyataannya jelas menunjukkan bahwa imperialis “A-ster” seperti gangster adalah orang yang sangat memperparah situasi semenanjung Korea dan berusaha untuk menyalakan perang nuklir,” kata KCNA.
Trump tiba di Asia pada hari Minggu (29/10), memulai perjalanan pertamanya ke Jepang sebelum menuju Korea Selatan dan China, kemudian Vietnam dan Filipina. Serangkaian uji coba rudal oleh Korea Utara dan uji coba nuklir keenam dan terbesarnya telah memicu tantangan internasional paling penting dari kepresidenan Trump.

“Tujuan kunjungan Trump adalah untuk meningkatkan dukungan internasional terhadap upaya untuk mencabut sumber daya Korea Utara karena memanfaatkannya untuk menghentikan senjata nuklir,” kata perwira A.S.

“Presiden mengakui bahwa kita kehabisan waktu (untuk menangani Korea Utara) dan akan meminta semua negara untuk berbuat lebih banyak,” penasihat keamanan nasional Gedung Putih H.R. McMaster mengatakan kepada wartawan pada sebuah pengarahan di Washington.

McMaster mengatakan bahwa Trump, yang telah menyetujui berbagai sanksi terhadap Korea Utara sambil menekan China untuk berbuat lebih banyak, pada awal dorongannya meminta agar Pyongyang melepaskan senjata nuklirnya. Trump telah memperingatkan bahwa dia akan “benar-benar menghancurkan” Korea Utara jika mengancam Amerika Serikat.

“Saya pikir kita harus sedikit sabar di sini setidaknya selama beberapa bulan untuk melihat apa lagi yang bisa kita dan orang lain lakukan, termasuk China,” kata McMaster. “Saya tidak berpikir kita perlu menilai ulang strategi kita sekarang. Saya pikir kita harus memberikannya beberapa bulan, beberapa bulan, dan kemudian melihat penyesuaian apa yang mungkin perlu dilakukan. “

“Kompleksitas krisis nuklir berarti bahwa semua pihak mungkin harus membuat beberapa konsesi untuk mencapai solusi damai. Cina memainkan peran yang paling sulit dalam prosesnya, dan merupakan harapan nyata untuk menangani krisis secara damai. Kedua belah pihak harus menekan China secara ekstrem, “katanya.