Kabar Internasional – Korea Utara Katakan Sekjen PBB ‘pilih Pertengkaran’ dengan Ucapkan Sanksi

Korea Utara pada hari Kamis (22/2) menuduh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres “memilih pertengkaran” dengan Pyongyang. Hal ini berdasar dengan memuji sanksi internasional karena memberi tekanan kepada negara tersebut atas program rudal nuklir dan balistiknya.

Misi PBB Korea Utara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Guterres telah membuat “ucapan ceroboh” dalam sebuah pidato minggu lalu di Munich Security Conference.

“Ini tidak lain adalah kesederhanaan yang masuk akal yang tidak sesuai dengan tugasnya sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hanya membuat kita berpikir apakah dia adalah semacam antek yang mewakili Amerika Serikat,” kata misi PBB Korea Utara.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berada dalam kebuntuan atas pengembangan senjata nuklir Utara yang mampu memukul Amerika Serikat. Bulan ketegangan ditandai oleh Trump dan Kim yang saling menghina, memicu kekhawatiran perang, sampai bulan ini ketika hubungan antara Korea Utara dan sekutu AS Korea Selatan menunjukkan tanda-tanda pencairan.

Amerika Serikat dipersalahkan atas situasi di Semenanjung Korea, kata misi PBB Korea Utara, mengkritik Guterres karena tidak menyebutkan Washington dalam pidatonya di Munich. Guterres mengatakan kepada konferensi tersebut: “Penting untuk dicatat bahwa persatuan yang dapat dilakukan oleh Dewan Keamanan …, melalui sanksi, tekanan yang sangat berarti atas Korea Utara, dan tekanan tersebut menurut pendapat saya mutlak diperlukan untuk dipertahankan. . “

Dewan tersebut dengan suara bulat telah meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara sejak tahun 2006 dalam upaya untuk mencekik dana untuk program rudal nuklir dan balistik Pyongyang, yang melarang ekspor termasuk batubara, besi, timbal, tekstil dan makanan laut, dan pembatasan impor minyak mentah dan produk minyak sulingan.

Misi PBB Korea Utara meminta Guterres untuk mendorong Dewan Keamanan untuk menyambut “proses hubungan antar Korea yang lebih baik dan membuat negara-negara tetangga enggan mengganggu prosesnya.” Kim Jong Un mengejutkan dunia saat dia mengatakan Korea Utara akan bergabung dalam Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan, sementara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah menunda latihan militer, menasehati saudara perempuan Kim pada upacara pembukaan Olimpiade di Pyeongchang dan memberikan persetujuan bersyarat kepada sebuah KTT .