Tue. Apr 11th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Kisah Kegagalan dari Pasukan Elite Filipina Buat Hong Kong Kecewa

2 min read

Keseriusan dari pemerintah Filipina untuk bisa membebaskan para tahanan dari tangan kelompok Abu Sayyaf, masih dipertanyakan. Sebab, salah satu sandera yang berasal dari Kanada sudah dieksekusi. Saat ini kelompok Abu Sayyaf telah mengancam akan menghabisi para tahanan yang lainnya, apabila uang tebusan tidak kunjung dibayar.

Militer dari Filipina, mengungkapkan bahwa mereka telah menambahkan satu batalyon pasukan untuk upaya pembebasan dari 10 tahanan yang merupakan warga Negara Indonesia. Sampai dengan saat ini, proses pembebasan pada sandera masih berjalan.

Mengenai operasi pembebasan sandera, militer Filipina sebenarnya memiliki prestasi yang tidak terlalu cemerlang. Salah  satu contoh yang telah disorot ialah pada saat misi pembebasan dari para sandera yang berada di dalam bus yang sudah dibajak oleh salah seorang anggota mantan polisi Filipina. Pembajak tersebut tengah membawa M-16 pada saat melakukan aksinya.

Pada 23 Agustus 2010 yang lalu, Ronaldo Mendoza yang merupakan mantan perwita polisi, telah membajak sebuah bus yang berisi para turis bertempat di Rizal Park, Manila. Ronaldo mengaku bahwa dirinya merasa tidak puas, sebab telah dipecat dari kepolisian. Lantas Ronaldo melampiaskan amarahnya dengan melakukan pembajakan bus yang berisikan 25 orang. Dalam bus tersebut, ada 5 warga Filipina serta 20 orang turis yang berasal dari Hong Kong.

Setelah melakukan negosiasi dalam waktu 6 jam, akhirnya Ronaldo mau membebaskan sejumlah sandera. Dan akhirnya yang tersisa hanya 9 orang turis saja di dalam bus, pada saat malam hari.

Pemerintah Filipina yang pada saat itu mengerahkan tim SWAT, yakni pasukan elite dari kepolisian Manila guna melakukan pembebasan sandera. Tetapi aksi penyelamatan tersebut akhirnya berujung dengan horos, sebab ada 8 sandera yang meninggal dunia pada saat baku tembak terjadi.

Aksi yang telah dilakukan oleh pasukan SWAT Filipina tersebut, telah mendapatkan kritikan dari banyak pihak. Tim SWAT telah dinilai tidak mumpuni untuk menjalankan tugas penyerangan. Berdasarkan rekaman dari televisi, nampak bahwa para personel SWAT terlihat canggung pada saat menjalankan aksinya. Bahkan, mereka beberapa kali telah memukul kaca untuk bisa memecahkannya.

Padahal seharusnya, dalam sekali percobaan kaca harus pecah serta personel SWAT langsung melakukan tembakan yang tepat sasaran. Ronaldo pun melakukan tembakan dengan cara membabi-buta dan akhirnya dia meninggal dunia setelah tertembus peluru polisi.

Hong Kong pun lantas menyatakan kekecewaannya atas insiden tersebut, serta aksi yang telah dilakukan oleh pasukan Elite Filipina.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *