Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Gerilyawan Rohingya Awasi Proses Pengungsian Rohingya

2 min read

Gerilyawan Rohingya mengumumkan gencatan senjata sepihak selama satu bulan pada kemarin malam. Dengan mengatakan bahwa hal itu akan memungkinkan bantuan untuk mencapai Myanmar di wilayah barat laut.

Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) telah melancarkan serangan terhadap pos polisi dan pangkalan militer bulan lalu, yang mendorong pembalasan oleh militer Myanmar. Kekerasan tersebut menyebabkan lebih dari 270.000 pengungsi komunitas Muslim Rohingya yang teraniaya untuk melarikan diri ke Bangladesh dalam dua pekan terakhir, menurut badan pengungsi PBB (UNHCR).

“ARSA sangat mendiring semua faktor kemanusiaan yang peduli untuk malanjutkan bantuan kemanusiaan mereka kepada semua korban krisis kemanusiaan, terleoas dari latar belakang etnis atau agama selama periode gencatan senjata,” kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan.

Di beberapa daerah, militan ARSA tampaknya telah beroperasi tanpa tantangan. Wartawan Dhaka Tribune Journalist, Adil Sakhawat mengatakan kepada Observer bahwa dia telah melihat militan ARSA berpakaian hitam yang menguasai sebuah pos perbatasan Myanmar di Kutkhali di sungai Naf, di perbatasan dengan Bangladesh.

Kebebasan yang diberikan kepada ARSA telah menyebabkan kekhawatiran bahwa pemerintah mendorong para pengungsi untuk melarikan diri menyeberangi perbatasan ke Bangladesh, dengan menyediakan jalan yang aman melalui pemberitaan pemberontak.

Menurut Sakhawat, yang baru saja kembali dari perbatasan Myanmar, gerilyawan hanya dipersenjatai dengan tongkat kayu saat mereka menyaksikan arus pengungsi terus berlanjut. Dari Kutkhali, ada kemungkinan untuk melihat pos perbatasan lain yang dikendalikan oleh Pasukan Myanmar. “Mereka hanya menonton,” katanya.

Pembiaran militer Myanmar telah membiarkan Arsa beroperasi dengan bebas di Kutkhali menyebabkan kecurigaan bahwa mereka telah membuka setidaknya satu, jika bukan dua, koridor bagi apra pengungsi untuk melarikan diri dengan selamat, dalam upaya untuk menyingkirkan etnis Rohingya di negara bagian Rakhine utara sebanyak mungkin. Dengan Rohingya yang takut pada pasukan Myanmar, kehadiran ARSA mungkin ditujukan untuk meyakinkan para pengungsi bahwa Kutkhali adalah jalan keluar yang aman dari negara tersebut.

Pengamat menyarankan para pemberontak terlalu lemah untuk secara serius menantang angkatan bersenjata Myanmar. “Banyak anggota kelompok telah melarikan diri dan meskipun ada korban jiwa, mereka bukanlah angkatan bersenjata yang sangat baik,” kata Mattew Smith dari Fortify Rights, sebuah LSM yang telah mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia di Rakhine.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *