Sat. Apr 8th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Film Iran Yang Di Sensor Akan Dirilis Setelah 26 Tahun

2 min read

Sebuah film yang menjadi salah satu film yang paling menonjol di Iran dijadwalkan akan dirilis untuk pertama kalinya dalam 26 tahun setelah film itu dibuat. Setelah sutradara film tersebut memperoleh ijin tayang dari badan persensoran film di Iran.

Film The Nights of Zayandeh-rood, karya dari Mohsen Makhmalbaf, yang menceritakan tentang seorang antropolog dan putrinya di Iran, sebelum terjadinya revolusi Islam tahun 1979 yang menimbulkan kontroversi besar di Iran setelah diproduksi pada tahun 1990, di mana pembuat film itu sendiri mendapatkan ancaman kematian.

Saat ini film tersebut telah diselundupkan keluar dari Iran dan diperbaiki oleh Makhmalbaf, yang saat ini hidup dalam pengasingan di London.

“Saya berhasil mencuri film itu, tapi saya tidak mungkin memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana hal tersebut bisa dilakukan,” katanya kepada The Guardian.

Curzon Blomsbury, yang akan memutar film tersebut di London pada hari Sabtu (4/2) mendatang mengatakan: “Ini adalah suatu kejaiban yang bisa dibuat untuk pertama kalinya dan yang masih ada, meskipun dalam bentuk yang terpisah-pisah.”

Film tersebut pada awalnya berdurasi sekitar 100 menit, namun badan sensor di Teheran telah melakukan pemotongan sebanyak 25 menit tanpa ijin dari pembuat film sebelum memungkinkan untuk diputar sebagai bagian dari Festival tahunan di Teheran, Fajr Festival pada tahun 1990.

Menurut Makhmalbaf, sejumlah orang telah menunggu dengan antrian yang panjang dari malam hingga pagi untuk bisa masuk ke dalam teater dan menonton film tersebut.

Makhmalbaf menggambarkan bahwa bunuh diri sebagai tema utama, sebuah metafora untuk berapan bangsa yang menghilang.

“Saya mempertanyakan harapan yang dimiliki orang-orang dalam revolusi, saya juga mempertanyakan orang itu sendiri, bahwa mereka mereproduksi sebuah tirani,” kata Makhmalbaf.

Film ini tidak pernah mendapatkan ijin rilis secara publik dan kemudian dilarang setelah pemimpin tertinggi mengaku telah menontonnya, yang mendorong sensor untuk memotong durasi film hingga 12 menit.

“Mereka mengatakan bahwa film itu merupakan bentuk kritik terhdap Islam, sistem politik dan revolusi. Mereka menuduh saya menghina keluarga para martir dan menghilangkan harapan rakyat tentang revolusi,” kata Makhmalbaf sebelum pemutaran film di London.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *