Tue. Apr 11th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Kabar Internasional – Australia Tawarkan Biaya Untuk Pengungsi Rohingya Kembali ke Myanmar

2 min read

Australia telah menjanjikan uang ribuan dolar untuk pengungsi Rohingya yang setuju untuk kembali ke Myanmar. Myanmar sendiri adalah sebuah negara yang telah dituduh melakukan pembersihan etnis terhadap minoritas Muslim.

Pencari suaka dari pusat penahanan yang dikelola Australia di Pulau Manus, Papua New Guinea, telah ditekan oleh pejabat untuk kembali ke negara asal mereka, bahkan jika mereka menghadapi kekerasan. Pengadilan Tinggi Papua Nugini tahun lalu memutuskan bahwa sekitara 800 orang melanggar hak asasi manusia, adalah ilegal dan harus ditutup. Australia telah mulai meningkatkan upaya untuk membersihkan pusat tersebut, menawarkan hingga $ 25.000 kepada pengungsu yang setuju untuk pulang.

Kembali ke Rohingya ke negara mereka bisa membahayakan nyawa mereka. Myanma tidak mengakui etnis monoritas dan telah melakukan operasi militer di desar Rohingya dengan pejabat hak asasi manusia PBB menyebut bahwa tidakan tersebut adalah sebuah contoh buku teks tentang pembersihan etnis.

Hampir 400.000 warga etnis Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga, Bangladesh, banyak yang menderita luka tembak dan cerita pembunuhan massal, saat desa mereka terbakar. The Guardian memahami sampai tujuh Rohingya mungkin akan menghadapi kepulangan dari Pulau Manus dan berbicara dengan dua pengungsi di PNG yang mengatakan bahwa mereka akan dipulangkan.

Yahya Tabani, seorang pria Rohingya berusia 32 tahun yang tiba di Australia pada tahun 2013 namun dikirim ke Pulau Manus, mengatakan bawha dia tidak memiliki pilihan lain selain kembali.

“Saya tidak ingin tinggal di PNG,” kata Tabani yang biasa menjual aksesoris ponsel. “Saya tidak ingin mati di PNG. Saya lebih memilih mati di Myanmar. Mungkin orang Budha akan membunuh saya begitu tiba di Myanmar. Australia tidak peduli jika kami hidup atau mati.”

Dia mengatkan bahwa dia telah dijanjikan uang sebesar $ 25.000 oleh Austrlian Border Force. Dia belum menerima uang dan tidak memiliki rekening bank yang bisa dibayar. Tabani sedang menunggu di ibukota Port Moresby untuk mendapatkan dokumen perjalanannya. Tabani sendiri sebelumnya pernah ditahan ketika dirinya masih berada di Myanmar dan dia merasa khawatir dengan apa yang akan dia alami setelah kepulangannya ke Myanmar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *