Kabar Internasional – 14 WNI Sandera Abu Sayyaf, Kemungkinan Tidak Ada di Pulau Jolo
2 min read
Posisi 14 WNI yang telah disandera oleh kelompok militan dari Abu Sayyaf, tak sama dengan lokasi dimana sandera dari warga negara Kanada yang sudah dieksekusi mati pada Pulau Jolo di Kepulauan Sulu. Kementerian Luar Negeri Indonesia telah menyampaikan hal tersebut.
“Operasi militer telah kita ketahui sebelumnya. Namun Menlu Retno telah mendapatkan informasi dari Menteri Luar Negeri Filipina, apabila terdapat operasi militer serta eksekusi sandera dari Kanada. Namun saya tegaskan bahwa , posisi dari 14 warga negara Indonesia yang telah disandera tidak berada pada lokasi yang berdekatan,” ungkap Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir ketika ditemui di Jakarta pada Kamis 28/4/2016.
Pria yang akrab dipanggil Tata tersebut menegaskan bahwa hal itu merupakan sebuah langkah yang telah dikoordinasi dengan baik antara kedua negara. Menlu Retno setiap hari selalu melakukan komunikasi bersama Menlu Filipina, Jose Rene D. Almandras guna memantau kondisi serta situasi dari para sandera yang berasal dari Indonesia tersebut.
“Kami selalu membantu serta mengupayakan untuk bisa menyelamatkan sandera 14 WNI itu. Prioritas kami ialah keselamatan mereka,” tegas Tata.
Komunikasi yang sudah terjalin diantara kedua menlu ini mampu terjadi dengan baik, baik via telepon atau pun pesan teks. Tata dengan tegas juga mengatakan bahwa Kemlu tak pernah memberitahukan secara pasti tenggal waktu dari batas waktu penebusan.
“Saya juga menegaskan akan hal itu, bahwa Kemlu tak pernah menyebutkan kapan tenggat waktu, terlebih lagi mengenai uang tebusan,” jelasnya.
Sampai dengan saat ini, ada 14 warga negera Indonesia yang masih ditahan oleh kelompok Abu Sayyaf pada wilayah Filipina. Selain itu, juga ada 4 orang warga negara Malaysia. Sebelumnya, ada 10 warga negera Indonesia yang telah disandera pada 28 Maret yang lalu. Tetapi pada 16 April 2016 kemarin, kelompol Abu Sayyaf kembali telah menyandera 4 warga negara Indonesia.
Kelompok Abu Sayyaf telah mengajukan sejumlah uang tebusan sebagai ganti dari para sandera. Namun hingga saat ini, uang tebusan tersebut masih belum diberikan dan upaya penyelamatan dari para sandera itu masih diupayakan.
