Kabar Dunia Terpanas – Dituduh Mata-Mata, 2 Warga Korsel Dibekuk Korut

Pihak Korea Utara menyatakan bahwa mereka menangkap 2 orang mata-mata yang dicurigai bekerja menjadi agen rahasia untuk pemerintah Korea Selatan. Berita itu disampaikan pihak pemerintah Korea Utara sendiri. Sesuai dengan yang dilansir oleh CNN, pada Sabtu (28/3/2015), kedua orang diduga mata-mata tersebut bernama Kim Kook Kie serta Choi Chun Kil. “Keduanya dituduh sudah melakukan tindak kriminal terorisme serta mengedarkan uang palsu,” kata sumber itu. Lebih jauh, otoritas Korea Utara juga mengatakan bahwa Kim sudah menyatakan bahwa dirinya bersalah.

Masih belum bisa dikonfirmasi keaslian terkait pernyataan itu, sebab walaupun mungkin benar Kim mengaku, namun pernyataannya itu diduga di buat olehnya dengan keadaan yang di bawah tekanan. Sementara itu, pihak Intelijen nasional Korea Selatan (NIS) menyatakan kepada media bahwa informasi yang diungkapkan itu tidaklah benar. “Kami tak mendapat informasi adanya para anggota NIS yang ditangkap di Korea Utara,” terang seorang perwakilan dari NIS.

Terkait kejadian ini, pihak Korea Selatan pun menuntut adanya pembebasan kedua warga negaranya itu dengan segera. Dilaporkan dari Reuters, pada Jumat (27/3) kemarin, hal tersebut dinyatakan oleh Korsel sebagai bentuk tanggapan terkait pemberitaan dari kantor berita resmi pemerintah Korut, KCNA, usai melansir foto Kim serta Choi sedang berbicara pada suatu konferensi pers. Pada berita itu dikatakan bahwa 2 warga asal Korsel tersebut bekerja pada Badan Intelijen Nasional Korsel pada kota perbatasan dengan Tiongkok di wilayah Dandong.

“Mereka ini sudah dengan giat mengambil bagian pada aksi kampanye anti-DPRK (Republik Rakyat Demokrasi Korea) oleh imperialis AS serta kelompok boneka pengkhianat demi mengisolasi serta memblokade DPRK pada ajang internasional,” bunyi kutipan pemberitaan itu. Demi melakukan klarifikasi, pihak Kementerian Persatuan Korsel pun mengakui Kim dan Choi merupakan benar warga negaranya, namun masih diam terkait status latar belakang mereka.

Pada jumpa pers di hari Jumat (27/3), salah seorang pejabat kementerian menyebut bahwa penahanan ini amat disesalkan serta meminta dilaksanakan pembebasan dengan segera. “Semua ini tanpa ada dasar,” tegas pejabat Badan Intelijen Korsel tersebut.