Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Internasional – Suasana Ramadhan di Bavaria, Jerman

2 min read

Sejumlah negara di Eropa, terasa hening pada saat bulan Ramadhan. Kumandang adzan dan tadarus pun tidak terdengar. Ini karenakan mayoritas penduduk di negara-negara Eropa adalah non muslim. Tentu saja ini merupakan bentuk toleransi kita terhadapa umat agama lain.  Sehingga setiap umat muslim dituntut untuk lebih jeli terhadap waktu solat dan berbuka puasa.

Keadaan seperti ini sekarang diterapkan di Jerman. Para umat muslim disana saling berjibaku dalam mengamati pergantian waktu agar tidak terjadi amburadul aktifitas harian mereka. Mayoritas umat muslim tinggal di Kota Berlin dan Hamburg. Kota Berlin dan Hamburg adalah kota yang beruansa islam karena ketika disana kita dapat menemukan muslimah yang memakai jilbab ketika keluar rumah.

Durasi puasa ketika musim panas berlangsung lebih lama  yaitu sekitar 15 jam.  Waktu sahur dimulai pukul 02.30 dan berakhir pada pukul 20.30. Untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit, maka diperlukan asuoan buah serta air minum yang lebih banyak ketika sahur.

Biasanya pengurus masjid di negara tersebut akan menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Namun ada beberapa masjid yang hanya menyediakan makanan berbuka puasa pada akhir pekan saja. Apabila kehabisan menu berbuka puasa di masjid, anda tak perlu khawatir karena anda dapat membeli menu berbuka yang halal di toko Asia yang tersebar di penjuru kota.

Di Kota Berlin terdapat sebuah masjid milik masyarakat Indonesia. Masjid tersebut diberi nama “Al Falah”. Menjelang ramadhan masjid tersebut dihias dengan berbagai macam lampu hias, serta diadakan siraman rohani yang penceramahnya didatangkan langsung dari Indonesia atau dari mahasiswa yang sedang belajar di Timur Tengah.

Karena jumlah masjid di Jerman yang terbatas, ini membuat banyak keluarga harus melaksanakan shalat tarawih di rumah bersama kelurga. Namun karena mereka sangat rindu dengan lanutunan ayat suci Al-Quran dan imam yang didatangkan langsung dari Timur tengah maka mereka rela datang ke masjid untuk shalat tarawih meskipun keadaan disana sudah penuh sesak.

Ketika sahur, disana kita tidak akan mendengar himbauan sahur dari masjid-masjid atau orang sekitar. Biasanya umat muslim disana mengatur jadwal sahur mereka sendiri. Sehingga ketika kita hidup di negara yang mayoritas nonmuslim maka kita dituntut untuk cermat dan tanggap terhadap waktu untuk beribadah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *