Internasional – Proses Evakuasi Kembali Dijalankan Setelah Penundaan

Konvoi pejuang dan warga sipil telah kembali melanjutkan perjalanan mereka yang berjalan lambat untuk keluar dari Aleppo. Kota yang telah terkepung oleh salju dan suhu dingin yang mencapai titik nol yang memungkinkan warga untuk meninggalkan wilayah tersebut menjelang penyerahan akhir di kota tersebut serta pasukan pemeritan dan pemberontak yang telah memperbaharui kesepatan gencatan senajta yang rapuh.

Hanya tersisa beberapa ribu orang yang berada di wilaya Aleppo yang dikuasai oleh pihak oposisi setelah lebih dari 25.000 orang telah mengungsi menggunakan bus ke daerah pedesaan yang relatif lebih aman yang telah dikuasai oleh pemberontak dalam beberapa hari terakhir.

Tapi setelah pemecahan baru-baru ini dalam perjanjian evakuasi yang kompleks, menurut orang-orang di dalam kendaraan dan melalui monitoring dari Inggris, mereka telah bertahan hampir 24 jam teradampr di pos pemeriksaan dalam kondisi suhu yang dingin, tanpa makanan dan tempat untuk menghangatkan diri.

Telah dilaporkan adanya beberapa kematian akibat dari suhu dingin dalam beberapa terakhir, termasuk empat bayi, ketika ribuan orang tengah menunggu di suhu ekstrim untuk mendapatkan kesempatan keluar dari kota yang berjalan lambat dengan keberangkatan yang berselang.

Kelompok bantuan kemanusiaan telah memperingatkan bahwa kondisi mereka saat ini untuk meninggalkan kota tersebut sangat buruk, seperti salju yang menyelimuti provinsi Idlib. Daerah tersebut masih merupakan zona peperangan, meskipun pemboman di daerah tersebut tidak terlalu intens seperti apa yang telah mereka alami di Aleppo, dan sementara itu ada persediaan makanan dan akses ke perawatan medis.

“Keluarga-keluarga ini telah dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka setelah mengalami penderitaan yang tak terbayangkan dan sekarang mereka tinggal di tenda-tenda dan bangungan yang telah ditinggalkan dalam badai salju, di daerah di mana banyak orang yang kewalahan untuk membantu orang-orang yang terlantar,” kata Nick Finney, seorang direktur dari Save the Children.

Ada sekitar 60 bus dan ratusan kendaraan pribadi yang menunggu untuk pergi menuju daerah tempat di mana merupakan wilayah terkahir yang dikuasai oleh pemberontak. Ketika mereka telah pergi, pasukan yang setia kepada Bashar al-Assaf diharapkan segera mengumumkan bahwa mereka telah mengambil kontrol secara penuh dari kota tersebut yang merupakan kota pusat kebudayaan dan perekonomian di Suriah sebelum perang.