Internasional – Pemberontak Bolehkan Warga Aleppo Mengungsi

Sebuah kesepakatan baru untuk mengevakuasi warga sipil dari Aleppo timur telah tercapai. Sumber dari petinggi pemberontak mengatakan bahwa setelah diplomasi yang berlangsung intensif serta untuk mengurangi pemboman yang terjadi di basis-basis milik pemberontak.

Menurut ketentuan dalam kesepakatan tersebut, yang telah dikonfirmasi dari dua perwalikan dari kelompok pemberontak, gencatan senjata telah dimulai dan berlaku pada 02:30 waktu setempat di Aleppo pada hari Kamis (15/12). Warga sipil dan juga mereka yang mengalami luka-luka di Aleppo timur diharapkan akan memulai evakuasi dari kota tersebut pada pukul 6:00 waktu setempat.

Pada pukul 8:30 waktu setempat, sumber resmi dari Suriah dan layanan informasi dari militer Damaskus yang merupakan sekutu Hizbullah mengatakan kepada Reuters bahwa operasi tersebut untuk mengatur kepergian pejuang pemberontak dari timur Aleppo yang tengah dimulai.

Meskipun demikian, Komite Palang Merah Internasional, yang memiliki 100 relawan dan 10 armada ambulans yang telah disiapkan mengatakan bahwa proses evakuasi masih belum dimulai.

Seorang juru bicara untuk Noureddine al-Zinki, salah satu kelompok oposisi bersenjata di Aleppo mengatakan bahwa kesepakatan tersebut juga akan memungkinkan evakuasi terhadap warga yang terluka di Fua dan Jefraya, dua desa Syiah di provinsi Idlib yang dikepung oleh kelompok pemberontak.

Dimasukkannya Fua dan Kefraya adalah sebuah konsesnsi ke Iran yang telah menentang kesepakatan gencatan senjata sebelumnya yang dinegosiasikan oleh intelijen Turki dan militer Rusia.

Seorang pejabat dari Ahrar al-Sham, sebuah kelompk pemberontak penting lainnya telah membantah bagaimanapun juga mereka mengklaim bahwa Fua dan Kefraya adalah bagian dari kesepakatan yang dicepai setelah melakukan mediasi dengan Turki.

Sumber di Aleppo timur mengatakan bahwa upaya serangan menggunakan senjata berat di kota tersebut telah berhenti pada waktu tengah malam waktu setempat. Perjanjian gencatan senjata yang terbaru tersebut datang satu hari setelah kesepakatan evakuasi sebelumnya yang muncul dan tak terungkap di hadapan para pihak oposisi dari Iran.

Puluhan ribu warga sipil yang terperangkap tanpa makanan, air, dan obat ditengah hujan artileri dan serangkaian serangan udara pada hari Rabu (14/12) kemarin setelah mendapatkan dukungan dari milisi Iran yang mempelopori serangan melalui darat di Aleppo timur, yang menentang gencatan senjata yang ditengahi oleh Rusia dan Turki untuk memungkinkan warga dan pejuang oposisi yang terkepung untuk meninggalkan kota tersebut.