Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Internasional – Kamerun Desak Selidiki Kematian Protes Anglophone

2 min read

Organisasi internasional yang menyerukan penyelidikan di Kamerun setelah empat orang tewas dalam kerusuhan di daerah berbahasa Inggris. Ketegangan telah muncul selama beberapa bulan terakhir di dua daerah Anglophone, Kamerun, di mana orang mengatakan mereka diperlakukan sebagai warga negara kelas dua.

Apa yang dimulai sebagai protes oleh pengacara terhadap penggunaan Perancis di pengadilan dengan cepat menyebar ke sekolah-sekolah dan unversitas setelah guru sepakat untuk menyerang lebih dari dominasi bahasa Perancis.

Di Bameda, kota Anglophone terbesar di negara tersebut, setidaknya empat orang telah tewas pekan lalu ketika pasukan keamanan menembakkan peluru tajam ke udara dan gas air mata yang diluncurkan ke arah pasar meskupun tidak ada bukti bahwa ada kerumunan yang melakukan protes di area tersebut.

Amnesty Internasional menggambarkan tindakan tersebut sebagai tindakan yang berlebihan dan tidak perlu dilakukan serta mendesak pemerintah Kamerun untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.

“Menanggapi insiden kekerasan selama protes dengan kekerasan yang tidak perlu atau berlebihan mengancam untuk lebih mengobar situasi yang sudah tegang dan bisa menempatkan lebih hidup pada resiko,” kata Ilaria Allegrozzi, seroang pengamat Afrika Tengah dari Amnesty.

Wartawan lokal mengatakan bahwa mereka telah dilecehkan oleh otoritas dan bahwa nasib masyarakat lokal belum memberikan cakupan media yang telah dikendalikan oleh negara tersebut. Pada hari Senin (26/12) pekan kemarin, Zigoto Tchaya, seorang wartawan yang bekerja untuk France 24, telah ditangkap dan ditahan selama satu hari setelah dia mewancarai Barrister Bobga, seorang aktivis terkemuka yang berbasis di Bamenda.

Hampir sekitar 200 mil arah selatan dari Bamenda di Kumba, kota di Kamerun terbesar kedua yang warganya berbahasa Inggris, sekolah, pasar, dan sistem transportasi publik telah terhenti pada pekan lalu karena banyak dari warga yang marah turun ke jalan.

“Warga Kamerun yang berada di selatan tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari Perancis. Kami ingin ini berakhir tahun ini,” kata Enow John yang telah bergabung dengan kerumunan demonstran, sesama pengunjuk rasa Ni Achu yang mengatakan bahwa gerakan tersebut siap untuk mati demi anak cucu mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *