Internasional – Bom Bunuh Diri Di Mali Tewaskan 50 Orang Lebih

Serangan bom bunuh diri yang menggunakan kendaraan bermuatan penuh dengan bahan-bahan peledaktelah menyerang sebuah kamp di Mali. Kamp yang berada di wilayah bagian utara Mali tersebut telah menyebabkan sedikitnya 50 orang tewas dan telah melukai puluhan personil tentara dan para pejuang.

Masih belum ada pihak yang secara langsung bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun dugaan awal telah mengarah ke kelompok militan ISIS yang beroperasi di wilayah tersebut. Serangan tersebut secara signifikan telah menyebabkan gangguan dalam upaya negara untuk menciptakan perdamaian di berbagai wilayahnya.

Ledakan tersebut menghantam markas operasional bersama di kota Gao, markas dari tentara mali dan ratusan mantan pejuang yang telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan pemerintah, mayat-maya korban dari ledakan tersebut masih bisa di lihat meskipun telah setelah dua jam dari ledakan tersebut.

Salah satu sumber dari seorang pejabat kemiliteran negara Mali mengatakan bahwa jumlah korban sendiri mengalami peningkatan selama Rabu (18/1) pagi waktu setempat dan telah mencapai angka lebih dari 50 orang pada pukul 13:30 waktu setempat.

Sadou Maiga, seorang dokter yang bertugas di rumah sakit Gao mengatakan bahwa semua kegiatan lain di dalam rumah sakit telah berhenti dan staf medis telah ditugaskan untuk lebih fokus pada puluhan korban ledakan yang mengalami luka-luka yang segera dibawa ke rumah sakit tersebut.

“Beberapa orang meninggal karena luka-luka yang mereka alami, dan yang lainnya berada dalam kondisi yang cukup serius. Pada titik ini, bukan merupakan angka jumlah korban yang telah tewas dan korban terlukan yang menarik minat dari saya, mencoba menyelamatkan mereka yang saya bisa selamatkan,” kata Maiga.

Seorang saksi mata mengatakan bahwa mobil yang membawa bahan peledak tersebut masuk ke area kamp pada sekitar pukul 09:00 pagi waktu setempat ketika ratusan dari pejuang tengah berkumpul untuk mengadakan pertemuan. Seorang juru bicara militer Malu, Kolonel Diarran Kone mengatakan bahwa pelaku pengeboman berhasil menipu kewaspadaan dari para prajurit dan menembus kamp.

Mali sendiri merupakan negara paling mematikan di dunia dalam misi untuk menjaga perdamaian dari PBB. Dua puluh sembilan personil pasukan keamanan PBB telah tewas pada tahun lalu dalam sebuah serangan yang dituduhkan pada kelompok pejuang jihad bersenjata.