Fri. Apr 14th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Internasional – 500 Anak di Skotlandia Terancam Pelecehan Seksual Secara Online

2 min read

Kepolisian Skotlandia melaporkan telah mengidentifikasi  lebih dari 500 anak-anak berpotensi menjadi korban pelecehan seksual secara online. Temuan ini merupakan hasil dari operasi Lattise, yang berujung pada penangkapan 77 orang tersangka pelaku pelecehan.

Dalam Operasi Lattise, pihak kepolisisan Skotlandia memfokuskan penindakan pada aksi pemerkosaan, berbagi gambar dan komunikasi yang tidak senonoh dengan anak-anak,perawatan yang bertujuan tindakan seksual, pelanggaran narkotika, serta perilaku bejat.

Diberitakan oleh media lokal, The Scotsman, sekitar 30 juta gambar tidak senonoh anak-anak ditemukan selama Operasi Lattise berjalan. Sebanyak 523 calon korban pelecehan merupakan anak-anak berusia sekitar 3 tahun.

Dari angka korban yang mencapai 523, Sejumlah 122 anak yang menjadi korban atau calon korban pelecahan saat ini telah di serahkan ke lembaga perlindungan anak.

Selam Operasi Lattise yang di gelar sejak 6 Juni hingga 15 Juli yang lalu, pihak kepolisian telah melakukan sedikitnya 134 investigasi terhadap kasus yang sama. Sejauh ini, berkas perkara tuduhan pelecahan yang di serahkan ke pengadilan mencapai 390 berkas.

Operasi ini melibatkan seluruh divisi kepolisian di  Skotlandia, termasuk aparat keamanan lokal, divisi investigasi, divisi pencegahan hingga tim spesialis. Operasi Lattise ini berjalan selama enam minggu.

“Pelecehan seksual anak-anak secara online ini merupakan ancaman nasional. Realita seperti itu telah terjadi sekarang, tidak hanya di Skotlandia, tapi menyeluruh di dunia, yang menjadi target pelaku adalah anak-anak dari segala usia, dari bayi hingga remaja,” ujar Malcolm Graham selaku Asisten Kepala Polisi Skotlandia.

Menurut Graham, tujuan dari di galaknya Operasi Lattise ini adalah unutk mengatasi berbagai bentuk pelecehan seksual anak secara online dengan mengidentifikasi orang-orang yang dianggap berbahaya bagi anak-anak. “ Yang terpenting adalah mengidentifikasi korban pelecehan seksual secara online, serta melakukan pencegahan lebih banyak anak muda yang menjadi korban,” Graham menegaskan.

Dia menambahkan, pelecehan seksual secara online bukanlah kejahatan tanpa adanya korban. Menurut Graham, anak-anak dari balita hingga remaja secara tidak sadar sedangmenjadi korban pelecehan seksual dan di eksploitasi saat foto maupun klip video yang tidak senonoh di sebar luaskan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *