Info Mancanegara Terbaru – Ini Kata Kim Jong Un Soal Kesepakatan bersama Korsel

Petinggi Korea Utara, Kim Jong Un mengatakan bahwa kesepakatan antara negaranya dengan Korea Selatan adalah sebuah “peristiwa bersejarah” hingga terbukanya jalan demi melonggarkan ketegangan militer serta memperbaiki hubungan. Namun, Jong Un juga menegaskan bahwa kesepakatan tersebut terjadi lantaran kuatnya militer Korea Utara.

Korea Selatan dengan Utara diberitakan sepakat untuk menyudahi ketegangan politik yang memicu militer kedua kubu saling tembak yang berujung pada ketegangan yang meningkat di lokasi perbatasan terketat dunia di hari Selasa (25/8). Pada pertemuan Selasa tersebut, kedua negara pun sepakat membuka sebuah saluran dialog baru demi membahas sederet masalah supaya hubungan kedua Korea lebih baik. Ini menumbuhkan harapan baru demi membuka perundingan serta pertukaran yang telah berhenti mulai 2010 silam.

“Keterangan bersama yang dikeluarkan pada pertemuan tersebut jadi sebuah peristiwa bersejarah demi melonggarkan ketegangan militer, serta memulihkan hubungan kedua Korea yang saat ini memburuk menuju rekonsiliasi serta saling percaya,” tegas Kim Jong Un yang dikutip KCNA, kantor berita Korea Utara, pada Jumat (28/8). Ia mengatakan bahwa kesepakatan tersebut dicapai “karena kekuatan militer serta senjata nuklir yang jadi alat bela diri dari partai disertai dukungan penuh dari segenap partai,” tulis KCNA.

Pernyataan tersebut dibuat di pertemuan Komisi Militer Pusat Partai Pekerja Korea Selatan. Pada minggu yang lalu, forum pimpinan Kim Jong Un mengancam segera menggunakan militer apabila Seoul tak lekas menyudahi aktifitas propaganda pada wilayah perbatasan.

Di hari Jumat (28/8), Kementerian Unifikasi Korea Selatan serta Palang Merah negara tersebut mengirimkan pesan pada pihak Korea Utara terkait tawaran untuk menggelar perundingan tingkat kerja pada lokasi desa Panmunjom di tanggal 7 September demi membahas pertemuan keluarga yang terpisah oleh ketatnya garis perbatasan.

Diketahui pula bahwa kesepakatan antara kedua negara tersebut juga meliputi terkait persetujuan dalam menyatukan lagi banyak keluarga yang telah terpisah lantaran Perang Korea yang terjadi pada 1950 hingga 1053. Mayoritas mereka telah berusia lanjut serta masih berharap dapat bersatu lagi bersama anggota keluarga mereka lainnya untuk yang terakhir kalinya.