Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Info Lokal Terhangat – Proyek Terminal Rawamangun, Ada Bagi-bagi Paket?

2 min read

Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama (Ahok) menaruh kecurigaan terhadap proyek pembangunan terminal bus Rawamangun. Ia menduga terjadi pembagian paket dalam proyek itu. “Ini bisa jadi, maka dari itu saya curiga, ini kok seperti ada pembagian paket‎,” ujar Ahok dari Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, di Jakarta Pusat, hari Kamis (28/5/2015). Ahok irit bicara sebab terburu ada rapat dalam kantornya. Terkait gugatan yang sudah direncanakannya akan dilayangkan pada konsultan proyek Terminal Rawamangun, ia mengatakan tidak mau terburu-buru.

“Kita mau cek dulu, juga dipelajari secara hukum,” ujar Ahok.‎ Berdasar data pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) milik lpse.jakarta.go.id memang diumumkan bahwa pemenang dari lelang konsultan revitalisasi terhadap Terminal Rawamangun ialah PT Indosakti Pancadipo Paragraha bersama PT Cinipta Triutama Jaya.‎ sementara PT Indosakti Pancadipo Pragraha bertugas selaku konsultan Detail Engineering Design (DED) yang mempunyai nilai pagu anggaran senilai Rp 442.850.000. dimana PT. Cinipta Triutama Jaya selaku konsultan pengawasan revitalisasi bernilai pagu anggaran sejumlah Rp 1.361.316.000. ‎

PT Cinipta Triutama Jaya merupakan perusahaan yang pernah memenangkan lelang penyedia jasa bagi pengadaan bus Trans Jakarta yang juga bermasalah pada era Kadisbhub, Udar Pristono. Selain itu, perusahaan itu pula yang memenangkan lelang pengadan jasa pengawas untuk pengadaan bus paket I & II dalam alokasi anggaran senilai Rp 1 miliar dirincikan tiap paket bernilai Rp 500 juta.‎

Pada lelang proyek itu, pemenang penyedia jasa konsultan ialah PT Cinipta Triutama Jaya. Namun kenyataannya, pelaksanaan pekerjaan jasa konsultan tersebut tak dikerjakan PT Cinipta Triutama Jaya, namun diserahkan pada sejumlah tenaga ahli BPPT yang mana BPPT tak menugaskan mereka melakukan pengawasan pekerjaan terhadap pengadaan bus TransJ.

Masalah terminal tadi adalah tentang desain jalur bus yang tidak dapat dilewati. Ide membelokkan bus tersebut muncul lantaran gedung Sudin tidak lekas dibongkar. Kontraktorlah yang mengeksekusinya, sementara konsultan desain sendiri semenjak awal menggambar kantor Sudin Perhubungan Jakarta Timur itu sebagai area parkir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *