Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Info Kesehatan – Mengenal Bigorexia, Obsesi Tubuh Berotot

2 min read

Banyak orang yang rajin pergi ke gym tidak semata-mata ingin menjadi lebih sehat, tetapi ingin punya tubuh dengan otot menonjol. Sayangnya, banyak pula mereka yang sudah berotot ini masih saja merasa tubuhnya kurang berotot, hingga ia tak pernah bolos ke gym. Kalau terlewat, maka perasaan bersalah menggelayut. Kondisi macam inilah menyebabkan keinginan memiliki tubuh berotot tidak lagi sehat.

Hal ini pula disebut dengan muscle dysmorphia alias bigorexia, atau kebalikan anorexia nervosa. Obsesi untuk memiliki tubuh berotot ini kerap memicu kecemasan hingga depresi yang berujung pada penyalahgunaan steroid atau yang terburuk, bunuh diri. Rob Willson, ketua Body Dysmorphic Disorder Foundation mengatakan sekitar 10% pria nge-gym mungkin mengidap bigorexia. “Muscle dysmorphia adalah seseorang yang diperdaya oleh pemikiran bahwa ia tak cukup besar dan tak cukup berotot,” ujar Willson yang dikutip BBC lalu ditulis di Rabu (23/9/2015).

Pengidap bigorexia biasanya terlalu memerhatikan penampilannya, punya rasa percaya diri rendah, dan punya kekhawatiran serta kecemasan berlebih. Maka dari itu, mereka amat tertekan demi tampil dengan sempurna. Masalah makan pun juga terkesan banyak pilih-pilih. Pengidap bigoreksia hanya akan makan makanan yang dianggap sehat dan bermanfaat bagi fisiknya. Mereka pun jarang jajan di luar sebab tidak yakin akan apa yang mereka makan.

Penyebab bigorexia ini belum jelas. National Health Service (NHS) membeberkan adanya kemungkinan genetika dan ketidakseimbangan kimia pada otak sebagai pemicu kondisi ini. Faktor pengalaman hidup seperti saat masa kanak-kanak yang kerap diganggu maupun dilecehkan juga dianggap berkontribusi.

Inilah tanda-tanda orang yang dicurigai memiliki bigorexia:

  • Kerap kali kelelahan saat gym
  • Berolahraga berlebihan bahkan kompulsif
  • Memakai steroid anabolik demi menggenjot pertumbuhan otot
  • Terlalu lama atau sering memandangi tubuh pada cermin
  • Memakai suplemen maupun protein shake berlebihan
  • Mudah marah meledak-ledak
  • Bermasalah depresi sampai maniak
  • Panik saat melewatkan jam olahraga
  • Memaksakan olahraga walau sedang mengalami cedera
  • Olahraga jadi prioritas melebihi segala-galanya, tanpa terkecuali keluarga maupun kehidupan sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *