Skip to content
Kabaraku
Menu
  • Home
  • Nasional
  • Berita Bola
  • Selebriti
  • Mancanegara
  • Kesehatan
Menu

Harga Kedelai Impor Melonjak, Perajin Mojokerto Kecilkan Ukuran Tempe

Posted on 06/05/2025

Nasional – Dziffa, seorang perajin tempe asal Dusun Sroyo, Desa Dlanggu, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terpaksa mengecilkan ukuran tempe yang diproduksi akibat lonjakan harga kedelai impor. Kenaikan harga ini dipicu oleh kebijakan tarif impor dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama tempe terus meroket dalam empat bulan terakhir. Dari semula Rp 8.500 per kilogram, kini naik hingga Rp 9.600/kg. Bahkan, harga sempat mengalami fluktuasi di kisaran Rp 9.000 hingga Rp 9.500 sebelum kembali melonjak.

“Impor, lusa kemarin. Awalnya Rp 9.000, lalu naik ke Rp 9.500, sekarang Rp 9.600,” ungkap Dziffa kepada Beritasatu.com, Selasa (6/5/2025).

Agar tetap bisa menjalankan usaha keluarga yang telah dirintis selama 20 tahun, Dziffa pun mengambil langkah penyesuaian dengan mengecilkan ukuran tempe tanpa menaikkan harga jual, sebagai dampak dari tarif impor Trump.

“Ukuran tempe kami perkecil. Keuntungan turun sekitar 30%, tapi masih bisa untuk beli bahan baku dan menggaji tiga karyawan, termasuk saya,” jelasnya.

Dengan dibantu dua karyawan yang bekerja dalam dua shift pagi dan siang, Dziffa setiap hari mengolah sekitar 400 kilogram kedelai impor menjadi sekitar 100 cetakan tempe. Proses produksi menggunakan dua jenis cetakan kayu berukuran lebar 14 cm dan 30 cm, panjang sekitar 2 meter, dan tebal 4,5 cm.

“Sejak harga kedelai naik, saya kurangi lebar cetakan 2 mm jadi 13,8 cm. Konsumen mengerti, karena mereka tahu harga kedelai sedang tinggi,” tambahnya.

“Harapannya harga bisa turun, minimal Rp 8.500. Di atas Rp 8.000 saja, para perajin Insya Allah masih nyaman, tidak seperti sekarang,” pungkasnya.

Pemasaran tempe Dziffa dilakukan melalui berbagai jalur, mulai dari pembeli langsung di tempat produksi, 10 reseller yang menyuplai Pasar Tangunan, Pandanarum, dan Sawahan, serta penjualan langsung oleh kakaknya di Pasar Dlanggu, Mojokerto.

Dziffa berharap pemerintah dapat menstabilkan harga kedelai impor agar para perajin tempe seperti dirinya dapat bertahan menghadapi tarif impor Trump

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sponsor By :

Berita Terkini :

  • Mantan Ketua Ormas Di Purworejo Keroyok Warga Ketika Utangnya Ditagih, Kini Ditetapkan Jadi Tersangka 07/11/2025
  • Bupati Lumajang Perpanjang Masa Tanggap Darurat Bencana 7 Hari 07/11/2025
  • Misteri Kasus Penemuan Sesosok Mayat Pria Di Konter Ponsel Bandung 07/11/2025
  • Anak Disabilitas Yang Koma SetelahDikeroyok Warga Dipindah Ke RS Di Purwakarta 07/11/2025
  • Residivis Jadi Otak Dibalik Komplotan Curanmor Wilayah Kampus Di Jember 07/11/2025
  • Polisi Meringkus Komplotan Pembobol Minimarket Lintas Provinsi, Pelaku Pilih Toko Yang Sepi 06/11/2025
  • Pelaku Pembobolan Minimarket Di Jatim Rakit Senpi Pen-Gun Secara Otodidak 06/11/2025
  • 25 Siswa SD Di Ternate Alami Keracunan Usai Menyantap MBG, Sekolah Minta Distribusi MBG Dihentikan Sementara 06/11/2025
  • Terseret Arus Sungai, Remaja Di Jember Ditemukan Meninggal Dunia Sehari Setelahnya 06/11/2025
  • 2 Spesialis Pembobol Minimarket Lintas Provinsi Diringkus Polda Jatim 06/11/2025
©2025 Kabaraku | Design: Slot Gacor Indonesia