Nasional – Gunung Merapi kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Pada Sabtu (13/9/2025), tercatat 13 kali guguran lava pijar yang meluncur ke arah barat daya dengan jarak maksimum mencapai 2.000 meter menuju Kali Bebeng, Kali Krasak, dan Kali Putih.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso menjelaskan, sepanjang periode pengamatan 13 September 2025 pukul 00.00 WIB-24.00 WIB, aktivitas kegempaan Merapi masih tinggi.
“Suplai magma masih berlangsung dan dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” kata Agus dalam keterangan resmi pada Minggu (14/9/2025).
Data BPPTKG mencatat adanya 66 gempa guguran, 80 gempa hybrid atau fase banyak, tujuh gempa vulkanik dangkal, serta satu gempa tektonik jauh. Dari kawah Merapi, asap berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal terlihat membumbung setinggi 50-100 meter.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas guguran (APG) di sektor selatan-barat daya. Bahaya meliputi alur Sungai Boyong sejauh 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh 7 km.
Di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km. Selain itu, lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Dengan status Level III atau Siaga, BPPTKG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di daerah rawan bencana. Warga juga diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman lahar hujan dan abu vulkanik yang bisa mengganggu aktivitas harian.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” ujar Agus.
BPPTKG kembali mengingatkan agar masyarakat selalu waspada, mengantisipasi dampak abu vulkanik, serta hanya mengikuti informasi resmi terkait perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
