Nasional – Satu video bernarasi SMP Negeri 3 Medan menolak 350 paket karena daging ayamnya beraroma tak sedap viral di media sosial. Dalam video berdurasi singkat itu, terlihat ada 350 ompreng MBG yang diletakkan di atas bangku serta lainnya di SMP Negeri 3 Medan.
“SMPN 3 tolak MBG sebanyak 350 paket karena ayam keluarkan aroma busuk,” demikian narasi akun yang mengunggah video tersebut.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Andy Yudhistira, menyampaikan bahwa pihaknya telah meng-kroscek terkait video viral tersebut pada Rabu (15/10/2025).
Andy menuturkan, ternyata peristiwa itu terjadi pada Jumat (10/10/2025). Mulanya, pihak SMP mendapati ompreng MBG datang terlambat selama 1,5 jam dan kekurangan volume.
“Normalnya, MBG sudah tiba di sekolah pada pukul 07.30-08.00 WIB dengan jumlah 700 ompreng,” kata Andy kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Kamis (16/10/2025).
“Tapi, waktu itu yang sampai ke sekolah cuma 350 ompreng. Nah, memang daging ayam yang disajikan berbau tak sedap,” sambungnya.
Tak lama, pihak SPPG di Jalan Air Bersih, bersama ahli gizi, datang untuk mengecek. Hasilnya, makanan tersebut memang tak layak dikonsumsi oleh siswa.
“Semua ompreng ditarik kembali dan diganti dengan makanan kering kemasan sebagai respons cepat,” ujar Andy.
Andy mengungkapkan bahwa ada kesalahan teknis dan bukan tindakan yang disengaja dari SPPG. Kala itu, terjadi over kapasitas MBG yang harus disiapkan.
“Normalnya, pagi hari itu ada 1.500 ompreng yang didistribusikan. Tapi, ada permintaan khusus dari SMAN 5 sehingga kuotanya bertambah. Permintaan khusus itu, karena Sabtu mereka libur, jadi jatah MBG dialihkan ke Jumat pagi,” ungkap Andy.
“Hal itulah yang membuat proses marinasi ayam menjadi kurang maksimal. Karena mengejar target itu, masakannya kurang matang dan berbau tidak sedap,” tambahnya.
Andy pun menegaskan kepada pihak SPPG agar lebih berhati-hati dan memperhatikan kualitas dari setiap makanan yang didistribusikan.
“Dalam kejadian ini tidak ada laporan adanya siswa yang mengalami sakit. Ya semoga ke depan tak terjadi lagi,” tuturnya.
