Dunia Terkini – Kerusuhan Baltimore Dipicu Tewasnya Tahanan Kulit Hitam

Pecah kerusuhan pada kota terbesar dari negara bagian Maryland, AS, yaitu daerah Baltimore. Larry Hogan selaku Gubernur Maryland telah memberlakukan keadaan darurat terhadap wilayah tersebut. Garda Nasional pun sudah ‎dikerahkan demi meredam aksi kerusuhan. Kerusuhan tersebut terjadi setelah pemakaman untuk seorang tahanan kulit hitam yang diketahui tewas dalam penjara.

Seperti yang dilansir AFP, pada Selasa (28/4/2015), aksi kerusuhan ini terjadi sejak Senin (27/4) waktu AS. Massa yang usai mengikuti acara pemakaman tahanan yang tewas terbunuh tersebut mendadak berubah menjadi beringas. Sementara tahanan tewas yang dimaksud ialah Freddie Gray (25). Aksi berbau kekerasan tersebut memang terjadi usai pemakaman Gray lalu rilisnya pesan media sosial tentang ‘pembersihan’ saat jam pulang sekolah. Kata ‘pembersihan’ atau dengan bahasa Inggris lokal disebut ‘purge’ merupakan istilah slang yang memiliki makna aksi acak pelanggaran hukum.

Polisi lokal menyebut bahwa ada 7 personelnya yang terluka. Ini lantaran para pemuda lokal melemparkan batu bata serta botol. Mereka juga berhasil melumat 1 unit kendaraan milik polisi di dekat area Mall, tidak jauh New Shiloh Baptist Church lokasi pemakaman Gray. “Terdapat 7 orang petugas terluka. Mereka juga mengalami patah tulang, dan 1 orang di antaranya masih tidak sadarkan diri,” terang polisi Baltimore, Capt. Eric Kowalczyk.

Merespon situasi semacam itu, polisi pun terpaksa menyemprotkan gas air mata demi meredam aksi massa yang semakin brutal. Ada 1 orang yang ditangkap polisi. Akibat dari aksi kerusuhan tersebut, kampus University of Maryland beserta beberapa kantor bisnis pun diminta untuk tutup awal. Gray tewas di 19 April yang lalu usai menderita cidera tulang belakang yang tergolong parah. Tewasnya Gray selang sepekan usai penangkapannya pada kawasan Baltimore.

Belakangan, tewasnya Gray ini lalu menyulut aksi demo selama akhir pekan. Polisi juga menyatakan ada 34 orang terpaksa ditangkap. Tewasnya Gray merupakan 1 dari sederet konfrontasi diantara kelompok Afro-Amerika melawan aparat polisi, yang termasuk aksi penembakan fatal kepada remaja di Ferguson yang bernama Michael Brown di waktu yang sudah lalu.