Nasional – Selama hampir enam tahun, para guru di Desa Wulai, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), harus menghadapi medan ekstrem demi bisa sampai ke sekolah.
Setiap hari, mereka menyebrangi sungai dengan arus deras karena tidak adanya jembatan penghubung yang memadai. Video perjuangan para guru menyebrangi sungai ini viral di media sosial.
Dalam video tersebut, tampak beberapa guru—kebanyakan perempuan—membawa tas dan sepatu sambil berjalan di tengah derasnya arus sungai, didampingi warga untuk memastikan keselamatan.
Wahyuni, salah satu guru SMPN 7 Bambalamotu, mengungkapkan bahwa sungai tersebut adalah satu-satunya akses menuju sekolahnya dan juga SD Watubete, yang berada di seberang sungai.
“Setiap hari kami harus menyebrangi sungai sebab sungai inilah satu-satunya akses untuk sampai di sekolah tempat kami mengajar,” kata Wahyuni kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Selasa (7/10/2025).
Wahyuni menjelaskan bahwa perjuangan ini telah berlangsung selama 5 tahun 10 bulan. Bahkan, sebelumnya ia harus menyebrangi dua sungai. Kini, salah satu sungai sudah memiliki jembatan.
“Sudah ada jembatan yang dibuat setahun yang lalu untuk menghubungkan Dusun Bendungan dan Wulai 1,” ujar Wahyuni.
Namun, ketika hujan deras turun, arus sungai bisa naik hingga setinggi dada orang dewasa. Dalam kondisi seperti itu, mereka tetap menyeberang dengan bantuan warga.
“Selagi kami bisa lewati dan tidak terlalu berisiko tinggi kami tetap menyebrang (meski) di hati kami berkata apakah kami akan sampai di ujung sungai sebelah sebab kami merasakan arus yang begitu deras yang mendorong tubuh kami,” ujarnya.
Meski penuh tantangan dan bahaya, Wahyuni dan rekan-rekannya tetap semangat menjalankan tugas sebagai pendidik di daerah terpencil.
Ia berharap pemerintah bisa segera memberikan solusi untuk mengatasi persoalan akses pendidikan ini.
“Kami berharap ada solusi yang diberikan pemerintah. Kami juga tidak bisa terlalu menuntut kepada pemerintah sebab kami tidak tahu mungkin masih ada yang lebih urgent dari kebutuhan kami,” tandas Wahyuni.
