Sat. Apr 8th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Cerita Fakta Mitos – Batu Angkek-Angkek di Batusangkar

2 min read

Batu Angkek-angkek adalah satu situs sejarah yang tengah dijadikan objek wisata terletak di Nagari Balat Tabuh, Sungayang, kawasan Batusangkar Tanah Datar, wilayah Sumatera Barat. Batu yang mirip dengan logam seperti kuningan dan tembaga itu mempunyai warna kuning yang agak kecoklatan serta pada beberapa bagian lain nampak terkelupas dan berwarna hitam. Bentuknya sendiri mirip layaknya punggung seekor kura-kura. Terdapat lubang kecil pada tengahnya serta terdapat tulisan lafadz Allah serta Muhammad.

Uniknya sampai dengan saat ini, tak ada yang tahu pasti berat dari batu itu. Beratnya sendiri ditentukan dengan cara seberapa orang yang mampu mengangkat batu itu. Beberapa dari yang danggup mengangkatnya menyebutkan ringan saja 10 KG, namun ada yang tak sanggup mengangkat dan menyebutkan ‘barangkali ini 100 KG’.

Kata Angkek-angkek sendiri jika diartikan menggunakan bahasa Indonesia artinya batu angkat-angkat, sebab tiap orang yang datang berkunjung ke objek wisata tersebut, ingin untuk mengangkat batu itu. Jika batu ini berhasil terangkat, ini berarti keinginan atau cita-cita serta hajat dari orang yang sanggup mengangkatnya akan terkabul.

Berdasarkan informasi yang berhasil terkumpul, sejarah batu Angkek-Angkek ini pertama kali ditemukan Datuak Bandaro Kayo ketika akan menancapkan tiang rumah. Dulu, sang Datuk Bandaro Kayo merupakan seorang kepala suku dari kaum Piliang. Pada suatu hari sang Datuk bermimpi telah didatangi oleh Syech Ahmad. Di dalam mimpinya itu,Syech Ahmad meninggalkan pesan pada Datuk Bandaro Kayo untuk mendirikan sebuah perkampungan yang kini memiliki nama Kampung Palangan.

Ketika pemancangan tonggak yang pertama terjadilah sebuah keanehan. Secara tiba-tiba seketika itu terjadi pula gempa. Kemudian disusul dengan hujan serta panas hingga selama 14 hari dan 14 malam. Oleh terjadinya peristiwa tersebut, masyarakat kemudian mengadakan sebuah musyawarah.

Kala musyawarah itu berlangsung, terdengar suatu suara aneh dari dalam lubang pemancangan tiang itu. Suara itu mengatakan bahwa di dalam lubang itu ada batu yang bernama ‘Batu Pandapatan’, yang artinya adalah batu yang didapat. Suara tersebut juga berpesan supaya batu tersebut dijaga dengan baik. Batu Pandapatan tersebut akhirnya lebih dikenal dengan nama Batu Angkek-Angkek.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *