Nasional – Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, memutuskan buat memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama 7 hari lagi.
Hal ini menyusul terjadinya banjir lahar hujan Gunung Semeru yang menyebabkan 6 dusun di Kecamatan Pasirian dan Candipuro, Kabupaten Lumajang, terisolir.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 7 hari mulai 1-7 November 2025.
Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, perpanjangan masa tanggap darurat bencana ditetapkan selama 7 hari lagi.
Sehingga, masa tanggap darurat bencana yang awalnya berakhir hari ini atau pada 7 November 2025, diperpanjang hingga 14 November 2025.
Alasan perpanjangan masa tanggap darurat bencana, antara lain karena kondisi cuaca ekstrim yang diprediksi masih akan berlangsung hingga seminggu kedepan.
“Kita perpanjang (masa tanggap darurat bencana) karena BMKG sudah mengeluarkan prediksi terkait kondisi cuaca,” kata Indah di Lumajang, Jumat (7/11/2025).
Selain itu, dampak dari banjir lahar hujan Gunung Semeru yang terjadi pada Rabu (5/11/2025) menyebabkan tanggul sepanjang 150 meter di aliran Sungai Regoyo, Desa Gondoruso, jebol.
Ditambah, akses jalan penghubung Kecamatan Pasirian dan Tempursari juga putus yang menyebabkan 3 dusun di Desa Gondoruso dan 2 Dusun di Desa Bades terganggu.
Kemudian, satu dusun yakni Sumberlangsep yang berada di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, huga terisolir karena jalan terputus.
Setidaknya, ada lebih dari 1.348 kelapa keluarga (KK) yang saat ini aksesnya terganggu. Indah mencatat, dampak bencana banjir dan longsor di Lumajang sudah menyebabkan 10 jembatan terputus.
“Ini kan banyak yang harus ditangani khususnya persoalan banjir lahar, kami ingin tidak sampai ada korban sehingga perlu dilakukan penanganan yang cepat dan tepat,” jelasnya.
