Nasional – Suasana duka menyelimuti keluarga besar Kepolisian Resor (Polres) Garut setelah salah satu anggotanya, Bripka Cecep Saipul Bahri, gugur dalam tugas saat mengamankan acara Pesta Rakyat yang merupakan bagian dari rangkaian pernikahan putra Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dengan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina. Almarhum yang bertugas di Polsek Karangpawitan itu mengembuskan napas terakhir akibat kelelahan berat dan sesak napas ketika membantu warga dalam kerumunan di kawasan Pendopo Kabupaten Garut.
Sebagai bentuk penghormatan, Kepolisian Republik Indonesia memberikan kenaikan pangkat luar biasa anumerta kepada almarhum dari Bripka menjadi Aipda. Surat Keputusan kenaikan pangkat tersebut ditandatangani langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan Nomor: Kep/1085/VII/2025.
Kapolres Garut AKBP Yugi Bayu Hendarto secara langsung menyerahkan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat Anumerta itu kepada keluarga almarhum di rumah duka yang berada di Perum Guntur Residence, Kecamatan Garut Kota. Dalam sambutannya, Kapolres menyampaikan rasa duka mendalam atas gugurnya salah satu anggota terbaiknya.
“Penghargaan ini adalah wujud penghormatan negara dan institusi atas pengabdian almarhum yang gugur dalam tugas. Semoga dapat menjadi kebanggaan bagi keluarga yang ditinggalkan,” ucap AKBP Yugi penuh haru, Sabtu 19 Juli.
Menurut Kapolres, Bripka Cecep menunjukkan dedikasi luar biasa ketika tragedi desak-desakan terjadi di depan gerbang Pendopo Garut. Saat itu, ia berusaha membantu warga, termasuk anak-anak dan lansia, yang pingsan dan mengalami kesulitan bernapas. Namun, dalam proses penyelamatan itu, kondisi almarhum justru memburuk akibat tekanan massa yang sangat padat.
“Beliau berupaya keras membantu masyarakat, namun akhirnya mengalami sesak napas dan kelelahan berat hingga akhirnya meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit,” terang Kapolres.
Tragedi ini tidak hanya menewaskan Bripka Cecep, tetapi juga merenggut nyawa dua warga sipil, yakni seorang anak berusia 8 tahun bernama Vania Aprilia dan seorang perempuan lansia bernama Dewi Jubaeda (61), keduanya merupakan warga Garut.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Irjen Pol Rudi Setiawan, turut melayat ke rumah duka dan menyampaikan langsung rasa belasungkawa kepada keluarga almarhum. Kapolda juga menggelar doa bersama di makam Aipda Cecep Saipul Bahri.
“Atas nama pribadi dan institusi, saya mengucapkan duka cita yang mendalam. Almarhum adalah anggota Polri terbaik yang gugur dalam tugas. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan,” ujar Kapolda.
Kapolres Garut juga menambahkan bahwa penghargaan berupa kenaikan pangkat anumerta ini bukan hanya bentuk apresiasi formal, tetapi juga pengingat bahwa setiap pengabdian dalam tugas, sekecil apa pun, merupakan bentuk pelayanan yang tak ternilai bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
“Kenaikan pangkat anumerta ini sekaligus menjadi pengingat bahwa dedikasi dalam tugas, sekecil apa pun, adalah bagian dari pengabdian kepada bangsa dan negara yang tak ternilai,” tegasnya.
Peristiwa tragis ini menjadi sorotan publik karena terjadi dalam rangkaian pesta pernikahan dua tokoh penting di Jawa Barat, yang semestinya berlangsung meriah namun justru menyisakan duka mendalam.
Kini, Aipda Cecep dikenang bukan hanya sebagai anggota Polri yang berdedikasi, tetapi juga sebagai pahlawan yang gugur dalam tugas mulia — melindungi dan mengayomi rakyat hingga akhir hayat.