Tue. Apr 18th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Terkini – Hidup Layak Masih Belum Didapatkan Buruh Indonesia

2 min read

Susanti (38 tahun) terlihat tampak sangat lesu ketika senja datang. Langkahnya perlahan menuju sebuah pos penjagaan perusahaan kontraktor kemasan kosmetik yang terletak di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, 30 April 2014.

Setiap kali masuk dan pulang dari kerja, Susanti dan ribuan para buruh yang lain harus transit di pos penjagaan tersebut. Dia meminta sebuah kartu sambil mengatakan kode khusus ke satpam yang sedang bertugas. Petugas pos tersebut kemudian mencatat kode yang telah dikatakan oleh Susanti dan menyerahkannya.

Setelah menyelesaikan kewajibannya absen, Susanti kemudian menuju ke ruang tunggu yang terdapat tidak jauh dari gerbang tempat kerja. Pada hari itu, Susanti beserta dengan ribuan buruh lain kebagian kerja dimalam hari.

“Saya sudah sekitar 14 tahun bekerja disini.”ungkap Susanti.

Tidak terlihat keceriaan pada wajah meskipun rambutnya terlihat basah, pertanda dirinya usai mandi atau membersihkan diri sebelum melaksanakan tugasnya. Dia seperti menyimpan sebuah beban yang sangat berat. Sama halnya dengan ribuah buruh lain. Bagi Susanti, ini tentang kesejahteraan serta harapan hidup yang layak.

Meminjam judul lagu dari musisi terkenal, Iwan Fals, dalam benak Susanti dan ribuan para buruh yang ada di Indonesia, mendapatkan penghidupan layak hanya sebuah mimpi yang tidak akan dapat dibeli. Meskipun gaji atas keringat yang mereka keluarkan sesuai dengan UMP DKI Jakarta, itu tidak lantas dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ada dalam dirinya.

“Belum cukup. Meskipun sudah dinaikan, tetap saja masih belum bisa mencukupi.”

Setiap bulan Susanti kurang lebih harus mengeluarkan Rp. 4.000.000 untuk dapat bertahan hidup di Jakarta. Itu pun hanya dengan standar hidup yang masih dibawah rata – rata. Kebutuhan 3 anaknya bisa dibilang cukup besar. Ditambah lagi membayar uang kontrakan rumah sebesar Rp. 600.000 setiap bulannya.

Upah yang didapatkan Susanti tidak dapat menutup pengeluaran dan kebutuhannya.

“Itu saja saya masih mencari pinjaman uang untuk tambahan sekitar Rp. 500.000.”ujar Susanti.

Sementara Sumartini (49 tahun), dirinya tidak terlalu bermimpi dan memilih untuk menikmati segala sesuatu yang dia dapatkan dari pekerjaannya sebagai seorang buruh pabrik.

“Mungkin karena saya dan suami saya juga bekerja. Jadi yang masih wajar.”tuturnya.

“Paling hanya Jamsostek. Uang lembur juga ada, tetapi kan itu sangat jarang.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *