Sun. Apr 9th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Nasional – Kurang Perhatian, 10 Desa Kaltim Bisa Terlepas

2 min read

Sejumlah 10 desa yang ada di Kecamatan Long Apari, di Mahakam Ulu, kawasan Kalimantan Timur (Kaltim), diberitakan mengancam segera bergabung bersama negara Malaysia. Yang menjadi sebab adalah, 10 desa yang tercatat berbatasan langsung bersama Serawak, Malaysia, tersebut merasa telah dikucilkan Pemerintah Provinsi Kaltim juga oleh Pemerintah Pusat. Seperti yang telah dikatakan oleh Batoq Laga, selaku Kepala Desa Long Penaneh I, di Long Apari, masyarakat yang ada di Long Apari tak pernah mendapatkan keadilan Pemerintah Indonesia maka pada waktu dekat ini ia akan segera memasangkan bendera Malaysia pada Kecamatan Long Apari.

“Kami segera memasang bendera Malaysia apabila kami terus menerus dikucilkan Pemerintah Indonesia. Kami tak pernah merasa diperhatikan Pemerintah Indonesia. Jangankan dalam hal insfratruktur, tentang komunikasi saja kami tak bisa. Kami memiliki HP, tetapi fungsinya hanyalah untuk pamer serta mendengarkan lagu saja,” ujar dia, (17/10/2014). Batoq juga menjelaskan bahwa perekonomian yang berjalan di Long Apari tak berputar. Batoq mengeluhkan tentang bahan pangan Long Apari. Ia mengatakan, sekarung beras 25 kg dibanderol dengan harga Rp 600.000.

“Beras Rp 600.000, bensin Rp 25.000. Segalanya serba mahal. Segalanya lantaran infrastruktur yang kian menghambat perekonomian milik kami,” katanya. Lantaran keterbatasan ini, semua kepala desa yang ada di Kecamatan Long Apari pun sudah berulang kali minta keadilan pada pemerintah, tak sekedar Pemerintah Provinsi Kaltim, namun pada Pemerintah Indonesia juga. “Kami telah ke mana-mana, baik dari pembicaraan bersama Pemprov Kaltim sampai pada pemerintah pusat. Namun, hasilnya tetap nihil. Dan kami masih dikucilkan,” katanya ketus. Maka dari itu, tegas dia, jika Pemerintah Indonesia tak berikan keadilan serta kesejahteraan, maka dipastikan sejumlah 10 desa Kecamatan Long Apari segera memasang bendera milik Malaysia.

“Utamanya pada salah satu tower yang telah dibangun oleh pemerintah, memang ada tower, tetapi tak ada fungsi. Tower telekomunikasi memang dibangun pada 2012. Tetapi, sampai kini, HP tak bisa dipakai untuk menelepon. Bila kami bergabung bersama Malaysia, pasti tak hanya telekomunikasi yang dipasang, juga infrastruktur juga lancar, bahkan selancar perekonomian di Malaysia,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *