Berita Nasional – Kesal Harus Bayar Tiket, Oknum Polisi Lepaskan Tembakan
2 min read
Pihak Polresta Solo mengadakan upaya pemeriksaan kepada salah seorang anggotanya yang telah membuat kehebohan dari pengunjung pada lokasi wisata yang ada di Klaten, di Jawa Tengah. Diketahui bahwa oknum polisi yang berpangkat Aiptu itu telah melepas tembakan sebanyak 2 kali lantaran merasa kesal diminta oleh petugas loket agar membayar penuh 3 tiket. Namun oknum polisi itu hanya bersedia membayar 2 tiket saja. Seorang oknum polisi yang diketahui berinisial SH tersebut, memiliki pangkat Aiptu. Pada lokasi tersebut, ia sempat 2 kali melepas tembakan di udara sebab merasa kesal terhadap si petugas loket.
Alhasil, karena gaya koboi-nya itu, Aiptu SH pun harus melakoni pemeriksaan di Propam Polresta Solo. Selain dari itu, senjata yang menjadi milik SH pun segera diamankan petugas Propam. Menurut keterangan dari Kasipropam dari Polresta Solo, AKP Riyadi Supriyadi, di hari Selasa (14/10/2014), si oknum polisi tersebut saat ini tengah dalam pemeriksaan sehubungan dengan aksi ugal ugalan dari si anggota Polresta Surakarta itu. “Senjatanya telah kita tarik kemudian saat ini tengah dilakukan pemeriksaan pada yang bersangkutan serta sejumlah saksi,” terangnya pada wartawan.
Seperti yang diketahui bahwa pada hari Senin yang lalu (13/10/2014), Aiptu SH yang datang bersama dengan keluarganya berniat untuk melakukan wisata di objek wisata Mata Air Cokro yang ada di kawasan Klaten, Jawa Tengah. Di saat itu, SH kemudian terlibat adu mulut bersama petugas loket, apa yang menjadi sebab adalah SH yang enggan untuk membayar 3 karcis yang disodorkan oleh petugas loket lokasi wisata tersebut.
SH bersikeras dengan anggapan bahwa ia hanya cukup membayar untuk 2 tiket saja. Petugas loket pun terus saja memaksa SH agar mau membayar 3 tiket dan justru malah membuat SH semakin emosi hingga mengeluarkan senjatanya kemudian melepas 2 kali tembakan ke udara. “Kita pasti akan memberi sanksi dengan tegas jika SH memang terbukti telah menembakan senjata dengan tanpa ijin serta membahayakan masyarakat,” tegas Riyadi.
