Berita Nasional – Erupsi, Gunung Karangetang Tidak Meletus
2 min read
Adalah gunung Karangetang yang ada di wilayah Kabupaten Sitaro, Sulut, mengeluarkan lava pijar tadi malam. Erupsi terjadi di gunung ini memiliki jenis efusif dimana artinya adalah tidak tak akan terjadi letusan. “Erupsi kan ada 2 macam, eksplosif serta efusif. Kalau jenis efusif itu berupa lelehan, magma akan keluar lalu mengalir. Nah seperti inilah gunung Karangetang, tidak akan ada letusannya,” terang M Hendrasto, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada wartawan, hari Minggu (20/7/2014).
Hendrasto juga membenarkan bahwa keluarnya guguran dari lava pijar gunung Karangetang tadi malam, Sabtu (19/7/2014). Sementara untuk jarak guguran itu menjangkau 2.000 meter dari lokasi puncak. “Erupsi kemarin pada sekira pukul 21.00 WIB, lava pijar muncul kembali, jaraknya hingga 2.000 meter dari area puncak. Yaitu menuju Sungai Kahetang serta Sungai Keting. Ada juga sesekali menuju arah barat, Sungai Nanitu, namun untuk yang ini jaraknya cuma 1.000 meter,” terang Hendrasto.
Walaupun guguran pada kali ini tergolong berjarak cukup panjang, namun Karangetang masih dalam status siaga serta belum naik menjadi level awas. Menurut keterangan Hendrasto, untuk guguran sendiri sampai saat ini masih ada di Karangetang. “Untuk ciri khasnya ya memang semacam itu. Biasanya paling hanya sekali-sekali saja. Jadi status masih siaga, sebab sampai saat ini juga belum berhenti,” ujar Hendrasto.
Maka dari itu, Hendrasto pun mengingatkan kembali agar tak ada aktivitas pada gunung Karangetang. Siaga ini menurut Hendrasto disterilkan berbatas 3,5 Km dari kawasan puncak. “Tidak naik sampai ketinggian 300 meter atau 3,5 km dari area puncak. Di wilayah bantaran sungai yang hulunya pada gunung Karangetang agar jangan ada aktivitas. Ditakutkan bila hujan lebat ada lahar dan material terbawa ke arah bawah,” lanjut Hendrasto mengimbau.
Hendrasto meminta warga setempat tak panik terhadap kejadian tersebut. Menurut Hendrasto, warga sekitar Karangetang mengetahui jelas karakteristik gunung ini sehingga terbiasa dalam menghadapinya. “Tidak perlu panik, tak usah dengarkan isu yang tak jelas sumbernya. Jika perlu mengetahui informasi, tanya pada pos penjagaan gunung ataupun Pemda. Juga beraktivitas seperti biasa namun tetap waspada,” pungkasnya.
