Fri. Apr 14th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Nasional – Cerita Pejabat Sewa PSK di Amerika Serikat

2 min read

Kelakuan dari para pejabat dengan mamakai fasilitas ketika berkunjung ke luar negeri memang bukanlah berita yang baru. Mulai dari permintaan antar jemput, teman belanja hingga meminta untuk dibelikan oleh-oleh. Rakyat pun hanya bisa gemar serta mencak-mencak pada media sosial setelah mengetahui kelakuan yang tidak etis tersebut.

Dan yang paling parah, ada salah sejumlahpejabat yang memang mengingkan untuk menyewa wanita penghibur ketika berkunjung di Amerika Serikat, yang tentu saja juga memakai uang dari rakyat.

Kisah dari pejabat tidak bermoral tersebut telah diceritakan oleh salah satu aktivis, SOe Hok Gie. Kejadiannya pada Oktober 1968 hingga Januari 1969. Waktu itu Gie berkesempatan untuk mengunjungi Amerika Serikat. Dirinya diundang oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk mengunjungi sejumlah kampus terkemuka yang berada di sana.

Gie pun juga sempat melakukan pertemuan dengan sejumlah mahasiswa yang berasal dari Indones dan sedang belajar di Amerika Serikat. Ada kisah menarik didapatkan dari mahasiswa tersebut. Ternyata, ada sejumlah pejabat Indonesia yang begitu senang kencan dengan pelacur bule yang ada di Amerika. Kode yang sering dipakai untuk bisa berkencan biasanya dengan menyebutkan ‘naik kuda putih’.

Lantas Gie pun menuliskan kelakuan miring dari para pejabat tersebut pada sebuah artikel ORang-orang Indonesia di Amerika Serikat dan diterbitkan oleh surat kabar Sinar Harapan pada 13 Maret 1969. Gie telah menyindir kelakuan dari para bejabat yang sudah sok suci tetapi nyatanya bejat. Lebih parahnya lagi, mereka telah memakai uang rakyat untuk mengencani pelacur tersebut.

Salah seorang mahasiswa telah bercerita kepada Gie baha para pejabat telah menyuruh mereka untuk mencarikan ‘kuda putih’. Sejumlah mahasiswa pun berlaku iseng dengan mengerjadi para pejabat tersebut. Mereka telah mencarikan pelacur dengan kelas rendahan, dimana hanya bertarif USD 15.

‘Kemudian kami bilang bahwa tarifnya USD 100. Untuk mereka pun tidak menjadi soal, sebab mereka telah memakai uang negera. Lalu yang USD 85 kami ambil,” sebagaimana yang telah ditulis oleh Gie dengan menceritakan kelakuan dari para mahasiswa tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *