Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Mancanegara – Tsai Ing-wen jadi Presiden Perempuan Pertama Taiwan

2 min read

Tsai Ing-wen yang merupakan pimpinan Partai Progresif Demokratik (DPP), Taiwan berhasil menangkan pemilihan presiden Taiwan pada Pemilu yang berjalan Sabtu (16/1) kemarin. Ia sekaligus menjadi presiden perempuan pertama di Taiwan semenjak berpisah dari China pasca perang sipil China tahun 1949 silam. Tsai akan memangku tugas berat yaitu memimpin dimana ribuan misil China siap menghujani ke negaranya.

Tsai menegaskan bahwa dirinya ingin menjalin hubungan “konsisten, mudah ditebak dan langgeng” bersama China, tak akan bersikap provokatif demi melindungi status quo. “Kedua belah pihak mempunyai tanggung jawab demi menemukan solusi yang dapat diterima bersama dalam berinteraksi dalam rasa hormat serta timbal-balik juga meyakinkan tak akan ada provokasi maupun kejutan,” kata Tsai, yang memenangi 56 persen suara.

Ia juga menambahkan bahwa, walau bagaimanapun, ia tetap berjuang mempertahankan kepentingan serta kedaulatan Taiwan. “Demokrasi kami, identitas nasional serta ruang internasional wajib dihormati serta tekanan apapun menggarisbawahi hubungan antar-selat,” sambungnya.

Dalam pernyataan yang juga disiarkan media pemerintah, Kantor Urusan Taiwan China menegaskan bahwa prestasi perdamaian 8 tahun lamanya wajib dihargai serta bahwa China tak akan mentolerir tiap aktivitas sehubungan dengan kemerdekaan Taiwan. “Pada prinsipnya isu-isu penting semacam melindungi kedaulatan serta integritas teritorial negara, merupakan keinginan kami yang sekeras batu,” kata lembaga tersebut.

Di Taiwan, dukungan bagi DPP mulai meningkat sejak 2014, saat ratusan mahasiswa menduduki gedung parlemen Taiwan hingga berminggu-minggu lamanya demi memprotes Undang-Undang Perdagangan China. Ini menjadi aktivitas anti-China paling besar selama beberapa tahun belakangan. Dari luar markas DPP, para simpatisan partai menangis gembira. Seorang dokter mata David Chen, mengatakan bahwa ia ingin Tsai bisa menghadap Cina. “Kami bukanlah bagian China. Saya pikir kita harus ada sebagai 2 negara berbeda,” ujarnya pada Reuters.

“Bila itu mungkin bagi Tsai, maka saya ingin ia menggagas kemerdekaan. Makin banyak warga Taiwan menginginkan hal ini.” Bagaimanapun, Tsai harus bisa menyeimbangkan kepentingan adidaya China, yang sekaligus mitra dagang utama Taiwan, Amerika Serikat dan para pendukung partai demokratik pengusungnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *