Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Kesehatan Terhangat – Lebih Agresif, Temuan Strain HIV Baru di Kuba

2 min read

Belum lama ini, peneliti asal Belgia mengklaim telah menemukan strain dari virus penyebab AIDS terbaru pada kawasan Amerika Tengah. Yang menjadi masalah adalah, strain ini dikatakan lebih agresif ketimbang strain HIV yang ada. Kelompok peneliti asal University of Leuven, Belgia mendapati fakta tersebut usai mempelajari banyak kasus HIV pada wilayah Kuba. Pada negara yang berada di wilayah Amerika Tengah tersebut dilaporkan telah terjadi peningkatan pasien AIDS dalam tempo 3 tahun usai terdeteksi HIV pertama kalinya.

Lantas mereka mencoba untuk menganalisa sampel darah dari 73 pasien baru HIV Kuba. Ditemukan ada 52 orang diantaranya sudah terkena AIDS, sementara 21 lainnya dinyatakan telah positif terkena HIV tetapi virusnya masih belum berkembang jadi AIDS. Kemudian sampel darah dari ke-52 orang tersebut coba dibandingkan terhadap sampel darah dari 22 pasien AIDS yang telah terinfeksi oleh virus strain lebih umum. Nyatanya di dalam darah milik ke-52 pasien tersebut terkandung lebih banyak lagi HIV jika dibandingkan terhadap mereka yang sudah terkena AIDS oleh virus strain yang terdahulu.

Peneliti lantas memberi nama CRF19 kepada strain HIV yang baru ini. ‘Kelebihannya’, adalah saat seorang terinfeksi oleh strain ini, ia dapat terkena AIDS hanya dalam tempo 2-3 tahun usai pertama kalinya didiagnosis terkena virus. Dimana umumnya, proses tersebut memerlukan waktu sedikitnya 10 tahun. “Kami sudah memastikan pasien sebelumnya baru terinfeksi 1-2 tahun. Karena ketika kami melakukan tes HIV, hasilnya adalah mereka tak terinfeksi oleh HIV pada 1-2 tahun yang lalu. Namun pada tahun yang ketiga, tahu-tahu pasien sudah terjangkit AIDS,” kata Professor Anne-Mieke Vandamme sebagai peneliti utama.

Seperti yang dikutip jurnal EBioMedicine, pada Rabu (18/2/2015), pihak peneliti menduga lantaran cepatnya perkembangan strain tersebut, sang pasien kemungkinan tak akan menyadari bahwa ia terinfeksi. Prof Vandamme pun menduga terjadinya perubahan fase perkembangan HIV. Secara umum, sebelum dapat masuk dalam sel tubuh, virus HIV perlu menambatkan dirinya pada sel itu. Tetapi tak secara langsung menempel pada sel, melainkan pada ‘titik jangkar’ yang berada pada sel serta sebenarnya ialah protein dari membran ataupun lapisan luar dari sel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *