Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Kesehatan – Indonesia Masih Belum Lepas dari Permasalahan Gizi

2 min read

Dalam data Pemantauan Status Gizi (PSG) 2015, tercatat 404 kabupaten/kota yang menderita permasalahan gizi parah dan 9 kab/kota saja yang tak mempunyai masalah gizi. Sedangkan, 63 lainnya dikategorikan akut serta 20 yang berstatus kronis. Doddy Izwardy selaku Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa kategori akut-kronis adalah tingkat paling parah pada masalah gizi. “Akut-kronis ini mengindikasikan 20% bahkan lebih balita mengalami stunting (pendek) sementara 5% mengalami wasting (kurus),” ujar Doddy, hari Jumat (18/3).

Total balita yang didera masalah gizi buruk ada 3.8% dan 14.9 % tergolong gizi kurang. Sedangkan 3.7% termasuk sangat kurus, 8.2% dikategorikan kurus. Sementara, 10.1 % digolongkan amat pendek serta 18.9% kategori pendek. Untuk penderita gizi kurang paling banyak ada di Sulawesi Tenggara, balita pendek paling banyak di wilayah Nusa Tenggara Timur, sementara balita kurs ada di Papua.

Tercatat 9 kab/kota tanpa masalah gizi yakni Kab. Ogan Komering Ulu Timur serta Pagar Alam Sumatera Selatan, Kab. Muko-Muko serta Kota Bengkulu prov. Bengkulu, Kab. Belitung Timur wilayah Bangka Belitung, Kota Semarang Jawa Tengah, Kab. Tabanan Bali, Kab. Tomohon Sulawesi Utara, dan Kota Depok Jawa Barat. Buruknya masalah gizi Indonesia ini ditenggarai lantaran pola hidup serta konsumsi masyarakat yang tak sesuai.

Kemenkes bernecana untuk mengelar lanjutan demi mengetahui penyebab luasnya sebaran wilayah yang bermasalah dengan gizi. “Kami akan menggelar riset, demi mencari indikator-indikator yang menjadi keberhasilan maupun kegagalan pada wilayah-wilayah itu, utamanya pada 9 wilayah tanpa masalah gizi supaya bisa diterapkan pada tempat yang lain,” terang Doddy.

Demi mengatasi permasalahan gizi, Kemekes akan melakukan pencegahan langsung dan tak langsung. “Mulai pelayanan kehamilan, pemberian tambahan makanan ibu hamil, hingga inisiasi menyusui dini serta ASI ekslusif,” terang Anung Sugihantoro selaku Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan. Kemenkes juga bekerjasama dengan pihak Millenium Challenge Account (MCA) guna meningkatkan upaya pencegahan langsung dan tak langsung tersebut. Tiap tahunnya, Kemenkes menargetkan adanya pengurangan angka permasalahan gizi setidaknya 2%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *