Berita Kesehatan – Benarkah Pria Dengan Kaki Besar Punya Burung Besar?

Bicara masalah seks, tentu ada banyak mitos yang tersebar di antara khalayak ramai. Sebut saja bahwa lelaki selalu pikirkan seks tiap tujuh detik sekali, mengonsumsi tiram dapat menambah libido, bahkan pria berkaki besar yang biasanya memiliki ukuran penis yang besar pula. Namun benarkah segala mitos itu? Nampaknya mitos terakhir tadi terbilang cukup menarik, bahwa kaitan diantara ukuran kaki, tangan, serta hidung pria terhadap ukuran dari penisnya. Mitos ini ternyata juga diteliti secara lebih ilmiah.

Adalah sebuah gen yang bernama gen Hox yang memiliki peran pada perkembangan bagian jari-jari kaki serta jari-jari tangan, dan begitu pula dengan perkembangan penis serta klitoris. Apabila gen yang serupa mengontrol perkembangan pada jari kaki, di jari tangan, serta penis dengan besar, lalu apakah itu berarti penis maupun klitoris juga tumbuh dengan lebih besar dan sebaliknya?

Berdasarkan temuan yang diperoleh, tak ada bukti yang membenarkan sekaligus membuktikan kaitan pria yang memiliki kaki besar maka juga akan memiliki ukuran penis besar pula. Sebuah studi yang juga melibatkan sejumlah 63 pria dari Canada yang justru hampir tak menemukan kaitan diantara panjang dari penis terhadap ukuran sepatu mereka, ataupun hubungan diantara panjang penis terhadap tinggi badan meski sebagian responden mengatakan ada.

Lebih jauh lagi, penelitian tersebut sebenarnya tak mengukur seberapa ukuran kaki pria, namun hanyalah mengandalkan dari berapa ukuran sepatu yang dikatakan oleh si responden. Ada pula sebuah studi yang mana skalanya lebih tinggi dengan jumlah responden 104 pria dengan mengobservasi pada panjang penis terhadap ukuran sepatu pria, yang juga tak menemukan adanya keterkaitan diantara kedua hal itu.

Hasil yang diperoleh dari dua penelitian tersebut memang berbeda. Studi pertama contohnya, mengungkapkan adanya hubungan diantara kaki yang besar terhadap ukuran penis yang besar walaupun tak begitu kuat. Sementara studi lainnya mengatakan bahwa tak ada hubungannya. Akan tetapi, keduanya merupakan studi yang bersifat kecil-kecilan saja. Sehingga apabila memerlukan bukti lebih kuat, maka para peneliti pun harus membuat studi berskala yang lebih besar pula.