Berita Internasional – Wanita AS Kembali Melakukan Demo Terhadap Trump

Warga Amerika Serikat khususnya para wanita, hari ini menggelar Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 08 Maret 2017 dengan cara tidak masuk kerja. Aksi ini sendiri mereka sebut sebagai satu hari tanpa wanita. Yang menjadi aksi besar adalah dengan mengadakan demo yang memprotes kebijakan yang dilakukan oleh Presiden Trump.

Meskipun tidak mendapatkan tanggapan berarti bagi Trump, akan tetapi demo ini mampu menyita perhatian. Karena para wanita Amerika Serikat tidak ada satupun yang melakukan kegiatan, baik kerja di kantor, sekolah, maupun kuliah. Sesungguhnya demo ini bukan menjadi demo yang pertama, setelah pada 16 Febuari lalu juga  pernah aksi serupa.

“Ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi semua wanita seluruh dunia, karena mereka mampu menyampaikan aspirasinya di hadapan publik. Mereka bebas mengutarakan pendapat, dan memang situasi politik yang ada sangat menguntungkan untuk bisa menyampaikan apa yang telah kita rasakan” kata Terry O’Neill selaku Presiden Organisasi Perempuan Nasional Amerika Serikat.

Dari sisi positif yang terjadi adalah para wanita Amerika Serikat memang menuntut untuk bisa menikmati liburan dalam waktu sehari dalam 8 Maret. Karena wanita di Amerika Serikat menjadi tenaga kerja terbanyak dibandingkan dengan kaum pria di dalam tahun ini. Meskipun kebijakan memang sangat merugikan kaum perempuan, akan tetapi warga Amerika Serikat tidak tinggal diam dan terus menunjukkan kemampuan mereka.

Demo ini sendiri dilaksanakan secara besar-besaran di beberapa kota, yakini California, St Petersburg, Chicago, Washington DC, Atlanta, New York, San Fracisco dan Washington DC. Bahkan beberapa sekolah ternama juga meliburkan belajar mengajar untuk bisa mengikuti unjuk rasa tersebut.

“Kami berharap diberikan keuntungan dengan adanya Hari Perempuan Internasional, meskipun hanya satu hari yakini pada 8 Maret. Akan tetapi ini akan sangat berharga bagi kaum Perempuan yang telah memberikan banyak dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat” pungkas Terry O’Neill.