Berita Internasional – Kontroversi Trump Sarankan Jepang dan Korsel Kembangkan Nuklir

Kandidat bakal calon presiden AS partai Republik, Donald Trump, lagi-lagi membuat kontrovesi. Terbaru ia membuat pernyataan yang memperbolehkan negara-negara Asia Pasifik seperti Jepang atau Korea Selatan mengembangkan senjata nuklir masing-masing.

Tentu saja, hal ini segera dikritik Presiden Barack Obama. Obama, yang tak lama lagi segera digantikan kandidat penerusnya, merasa sang miliarder mempunyai bekal pemahaman yang sangat tipis atas kebijakan luar negeri AS serta global. “Kita pasti tak ingin punya pemimpin di Gedung Putih yang tak memahami betapa pentingnya hal itu,” ujar Obama, Jumat lalu dalam sela-sela agenda Nuclear Security Summit, Washington DC, dan dikutip dari NYTimes, Sabtu (2/4/2016).

Obama menambahkan, selama ini keterlibatan AS terhadap wilayah Asia Pasifik tentang nuklir amatlah penting. Hal ini menjadi kunci jaminan perdamaian diantara AS dengan negara-negara pada kawasan itu sampai detik ini. “Keberadaan AS amat penting demi menahan terjadinya konflik diantara satu dengan lainnya,” terangnya.

Senada, Fumio Kishida selaku Menteri Luar Negeri Jepang juga tak sepakat atas perkataan Donald Trump tersebut. “Jepang tak mungkin dapat membangun kekuatan nuklirnya,” ujarnya seperti yang dikutip dari CNN. Ia mengatakan, Jepang merupakan satu-satunya negara di dunia yang pernah menghadapi akibat serangan nuklir berpendapat bahwa proposal Trump ini akan memungkinkan tragedi Hiroshima dan Nagasaki sangat mungkin terulang kembali.

Sebelumnya, pada sebuah sesi wawancara khusus oleh The New York Times, hari Minggu, 27 Maret 2016 pekan yang lalu, Donald Trump berujar bahwa kemungkinan besar ia akan mengizinkan negara-negara di kawasan Asia Pasifik seperti halnya Korea Selatan ataupun Jepang guna mengembangkan senjata nuklir mereka sendiri.  Trump beralasan bahwa kedua negara tersebut berhak dalam upaya memperkuat sistem pertahanan mereka tanpa harus bergantung sepenuhnya pada AS.

Selain dari itu, hal ini ia anjurkan supaya kelak Jepang serta Korea Selatan dapat selalu siap menghadapi tantangan dari negara-negara lain seperti Korea Utara maupun adidaya Tiongkok.