Mon. Apr 10th, 2023

kabaraku.com

Berita Terkini, Sinopsis Film Terbaru 21, Olahraga Sepakbola

Berita Internasional – Ke Sekolah, Anak-Anak China Harus Panjat Tebing 800 Meter

2 min read

Anak-anak dari Desa Atuler, Prov Sichuan, China harus memanjat tebing dengan ketinggian 800 meter demi berangkat atau pulang sekolah. Perjalanan berbahaya ini wajib mereka lakukan tanpa ada peralatan keamanan. Beberapa foto menunjukkan perjuangan mereka beredar viral di internet China pasca sepekan sebelumnya diterbitkan sebuah surat kabar lokal.

atuler

Gambar itu dijepret oleh Chen Jie, fotografer pemenang penghargaan dari Beijing News. Chen Jie diberitakan berhasil menang pada ajang World Press Photo 2015 lewat foto ledakan Tianjin. Foto Chen Jie tentang anak yang sedang memanggul ransel sedang mendaki tangga reyot pada tebing curam nyaris 90 derajat. Beberapa anak dalam foto itu berusia 6 sampai 15 tahun.

“Tak diragukan, saya pun terkejut atas adegan yang saya saksikan di depan mata saya,” kata Chen Jie lewat akun WeChat yang dikutip oleh The Guardian, pada Jumat (27/5/2016). Chen Jie pun berharap agar foto-fotonya tersebut bisa membantu merubah kondisi Desa Atuler. Sementara itu, pihak berwenang barat daya Tiongkok menjanjikan segera memberi bantuan untuk desa terpencil di pengunungan tersebut. Sekretaris Partai Komunis pada wilayah tersebut mengatakan tangga baja segera dibangun guna menghubungkan desa terpencil itu bersama dunia luar.

Ketua komunitas dengan 72 anggota, Api Jiti mererangkan pada media pemerintah, bahwa pada puncak gunung itu ada sebuah sekolah yang sudah tergolong layak untuk anak-anak lokal. Tetapi tingkat bahaya pun tak dapat dikesampingkan. “Ada 7 atau 8 warga desa yang tewas saat berupaya memanjat tebing karena cengkeramannya lepas, sedangkan banyak lainnya harus terluka,” urai Api Jiti.

Sejalan dengan semakiin terbukanya ekonomi China di tahun 1980-an, ada sekitar 680 juta warga negara tersebut yang sudah mengalami peningkatan tingkat hidup. Banyak di antaranya bahkan menjadi orang kaya baru pada Negeri Panda tersebut. Sayangnya masih banyak pula warga yang maish bertahan di bawah garis kemiskinan, utamanya mereka yang hidup di pedesaan. Miusalnya di Atuler, warga desa dilaporkan hidup dalam penghasilan yang kurang dari US$ 1 saja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *