Berita Internasional – Dinilai Tak Berdasar, Pemblokiran Media Malaysia Diprotes
2 min read
Media TMI (The Malaysian Insider) diblokir oleh MCMC (Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia) lantaran dinilai mengganggu keamanan negara. Pemblokiran tersebut diprotes lantaran dianggap tak berdasar dan tidak ada kejelasan. Sebelumnya diketahui bahwa MCMC menyatakan ada sejumlah konten dari TMI melanggar pasal 233 UU Komunikasi dan Multimedia Malaysia Tahun 1998. Akan tetapi pihak MCMC tak menjelaskan konten mana yang dimaksud.
Organisasi Media Malaysia, Geramm (Gerakan Media Marah) menyatakan rasa kekecewaan terkait pemblokiran terhadap portal berita TMI oleh regulator internet Malaysia tersebut karena menilainya tak memiliki dasar serta tidak adil. MCMC memberlakukan pemblokiran terhadap akses TMI sebab menilai bahwa konten berita yang dimuat telah mengganggu keamanan negara. “Geramm merasa kecewa atas pemblokiran ini sebab tidak jelas, tak berdasar serta tak adil,” kata Geramm melalui sebuah pernyataan, Jumat (26/2).
Selain itu, Geramm juga mengkritik pemerintah sebab dianggap memanfatkan kekuasaan tanpa disertai pertimbangkan lain yang bisa dinilai lebih baik atau lebih adil. “Pengekangan terhadap media berlawanan terhadap demokrasi yang sehat,” sambung Geramm. “Pemberitahuan harusnya diberikan atau peringatan saja sudah cukup bila menurut hukum, bukan dengan memblokir situs secara langsung.”
Geramm pun mendesak pihak yang melakukan investigasi sehubungan dengan kasus TMI ini agar berlaku secara adil, tanpa memancing kebencian kepada media utamanya kalangan jurnalis yang sekedar ingin melaksanakan tugas.
Sebelumnya, Amin Iskandar selaku editor Bahasa Melayu TMI, saat dihubungi melalui telepon menyebut bahwa pemblokiran situs terhadap mereka masih membingungkan. “Mereka mengatakan konten kami merupakan ancaman keselamatan nasional. Tetapi belum ada kejelasan berita ataupun artikel manakah yang mereka maksud,” terang Amin, Jumat (26/2).
Aksi pemblokiran MCMC kepada TMI sejauh ini berpengaruh terhadap pengguna dari operator Celcom serta Unifi yang beroperasi Malaysia saja. TMI masih dapat diakses dri Indonesia. Tercatat ini bukanlah pertama kalinya TMI bermasalah dengan aparat Malaysia. Pada bulan Maret tahun 2015 lalu, aparat kepolisian Malaysia menahan pimpinan TMI sebab dinilai melanggar pasal hasutan sehubungan dengan artikel tentang hukum hudud Kelantan.
