Kesehatan – Kecubung merupakan tanaman perdu dari keluarga Solanaceae. Tumbuhan ini mempunyai bunga berbentuk terompet yang berwarna putih atau ungu, serta buah yang berbentuk bulat dan berduri. Pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan bernama Linnaeus pada 1753 dan mulai digunakan untuk obat-obatan pada abad ke-10.
Seluruh bagian tanaman ini mengandung racun. Jadi, apa saja bahaya jika mengonsumsinya? Apakah tanaman ini tidak memiliki manfaat sama sekali? Berikut jawabannya!
Tanaman kecubung mengandung senyawa tropan alkaloid seperti skopolamin, hyoscyamine, dan atropin sehingga memiliki efek halusinogenik yang berbahaya. Senyawa ini bisa mengganggu sistem saraf pusat, yang dapat menyebabkan berbagai gangguan mental dan fisik.
Selain halusinasi, konsumsi kecubung juga bisa menyebabkan disorientasi, kebingungan, mulut kering, pupil melebar, dan penurunan kesadaran. Dalam kasus yang parah, bisa berujung pada kondisi serius atau bahkan kematian.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi kecanduan kecubung:
1. Obat penenang dan antipsikotik
Jika seseorang mengalami halusinasi parah akibat kecubung, sebaiknya segera mencari bantuan medis. Dokter dapat memberikan obat penenang seperti benzodiazepin untuk mengurangi kecemasan dan kegelisahan, serta antipsikotik seperti haloperidol untuk mengatasi halusinasi dan delusi.
2. Pemberian cairan intravena
Memberikan cairan intravena penting untuk menjaga hidrasi tubuh dan membantu mengeluarkan racun melalui urine. Cairan ini bisa berupa saline atau larutan elektrolit lain, tergantung kebutuhan pasien. Selain membantu hidrasi, cairan ini juga menjaga keseimbangan elektrolit yang mungkin terganggu akibat keracunan.
3. Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah proses mengeluarkan racun dari tubuh. Salah satu metode yang banyak dianjurkan adalah penggunaan arang aktif. Zat ini akan bekerja dengan mengikat racun di saluran pencernaan sehingga racun tidak diserap oleh tubuh dan dikeluarkan melalui sistem pencernaan.