Berita Bola – AC Milan menutup rangkaian pramusim 2025 dengan dua laga melawan wakil Premier League. Hasilnya campur aduk, yakni imbang melawan Leeds United dan kalah dari Chelsea.
Meski begitu, dua pertandingan ini bukan hanya soal skor di papan, tapi juga eksperimen taktik. Pelatih Massimiliano Allegri terlihat mencoba berbagai formasi dan peran bebas untuk pemain. Leeds memberi ruang untuk eksplorasi, sementara Chelsea jadi ujian ketahanan menghadapi tekanan.
Hanya seminggu sebelum laga pembuka resmi di San Siro, Milan sudah mendapat gambaran jelas. Mulai dari eksploitasi half-space, peran wing-back, hingga pola build-up fleksibel, semuanya tersaji di lapangan. Mari kita bahas detailnya.
Menghadapi Leeds, Milan tampil dengan formasi yang bergeser-geser antara 5-3-2 dan 5-4-1. Musah diposisikan sebagai wing-back kanan, sementara Magni mengisi pos bek tengah tambahan.
Pendekatan ini menjaga pertahanan tetap rapat di tengah tapi juga lebar di sayap. Secara praktis, Milan lebih terlihat bermain dengan skema 3-4-2-1 daripada 4-3-3.
Formasi ini memberi ruang transisi yang mulus dari bertahan ke menyerang. Mereka tetap punya struktur rapi sekaligus opsi melebar untuk membangun serangan.
Milan menekan dengan pendekatan man-oriented, membuat kiper Leeds terpaksa mengirim bola ke sisi lapangan. Dengan begitu, bangunan serangan lawan dari tengah bisa diputus sejak awal.
Dalam fase build-up, Milan luwes berganti bentuk antara 2+2 dan 3+2. Perubahan ini membuat mereka lebih mudah menemukan pemain bebas dan melewati pressing lawan.
Half-space jadi area favorit untuk progresi serangan. Dari sini lahir gol Gimenez, yang memanfaatkan ruang hasil lebar posisi Musah dan penempatan cerdas Chukwueze di dalam.
Chelsea menerapkan pressing tinggi dengan formasi 5-3-2. Milan menanggapi dengan build-up 3+2, memanfaatkan Musah di lebar lapangan dan Loftus-Cheek di celah antar pemain Chelsea.
Mereka mengincar sisi kanan Chelsea yang dianggap titik lemah. Neto terlalu cepat meninggalkan posnya, memberi peluang Modric mengirim umpan pada Saelemaekers untuk duel satu lawan satu dengan Reece James.
Gol Fofana tercipta dari pola yang mirip peluang Gimenez melawan Leeds. Saelemaekers menarik bek keluar, lalu mengirim umpan terobosan ke Fofana yang memanfaatkan ruang half-space.