Nasional – Sekitar 90 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Dusun Gilih, Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur terisolasi setelah jembatan penghubung antardusun putus diterjang banjir bandang pada Rabu (5/2/2025) malam WIB.
Banjir yang datang secara mendadak ini langsung meluluhlantakkan bangunan jembatan yang menghubungkan Dusun Gilih dengan Dusun Krajan dan wilayah Kota Kraksaan. Jembatan sepanjang 50 meter tersebut merupakan satu-satunya akses bagi warga setempat untuk keluar atau masuk ke dusun lainnya.
Perangkat desa setempat, Marudji, menjelaskan banjir terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut, menyebabkan Sungai Rondoningo meluap. Debit air yang besar, disertai pohon tumbang, menghantam konstruksi jembatan yang baru dibangun pada 2019.
“Arus air yang besar tiba-tiba datang, langsung merobohkan jembatan. Sekarang warga Dusun Gilih, otomatis tidak bisa ke mana-mana,” ujar Marudji terkait banjir bandang Probolinggo yang memutuskan jembatan penghubung antardusun dan membuat 90 KK terisolasi.
Dusun Gilih yang dikelilingi oleh persawahan dan sungai, kini terisolasi karena tidak ada akses lain menuju keluar. Jembatan yang putus adalah satu-satunya jalan yang menghubungkan Dusun Gilih dengan Dusun Krajan dan wilayah lebih luas, termasuk Kota Kraksaan.
Pascakejadian, warga Dusun Gilih bersama TNI/Polri dan pihak terkait langsung bergerak untuk melakukan perbaikan sementara jembatan dengan material seadanya. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi dampak lebih lanjut pada kehidupan warga yang terisolasi.
BPBD Kabupaten Probolinggo mencatat 13 desa di Kecamatan Krejengan terdampak banjir akibat luapan sungai. Meskipun begitu, hingga saat ini belum ada laporan mengenai korban jiwa atau luka akibat banjir bandang Probolinggo yang memutuskan jembatan penghubung antardusun dan membuat 90 KK terisolasi.