Nasional – Kasus perselingkuhan dengan laki-laki lain, diduga menjadi pemicu AS (30) membunuh istrinya menggunakan pisau. Dendam lama tersebut kembali muncul saat AS merasa tidak mendapat perhatian dari istrinya saat dirinya tengah sakit. Ditambah, sang istri juga menuntut cerai. AS seperti kalap, kepalanya mendidih. Pisau dianggapnya sebagai jawaban untuk masalah rumah tangganya.
Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Anggiat Sinambela menjelaskan, AS dan FF terlibat keributan. FF diketahui selingkuh dengan pria lain, pada Juli 2024. Kala itu, FF pergi bersama pria selingkuhannya ke Sumatera Utara (Sumut), dia ajak anaknya yang berusia 5 tahun.
“Pada tanggal 17 Juli 2024, korban diketahui selingkuh dan kabur ke daerah Medan membawa anak laki-lakinya yang berusia 5 tahun. Satu minggu kemudian dia kabur ke Jambi,” kata Anggiat saat dikonfirmasi, Rabu, 4 September.
AS berupaya untuk membujuk korban kembali ke kontrakannya ke Jakarta, dan berhasil.
“Setelah ada komunikasi (pelaku) dengan korban. Dimana korban dibelikan tiket oleh pelaku untuk pulang ke Jakarta,” ujarnya.
Setelah mereka kembali tinggal satu rumah, AS sakit. Dia meminta istrinya untuk mengurusinya, tapi FF seperti acuh terhadap AS.
Saat itu amarah AS meledak. Dia marah, cekcok mulut dengan FF. Puncaknya, saat pertengkaran itu, FF minta diceraikan.
“Pelaku jadi sakit hati dan marah kepada korban. Pelaku keluar kontrakan berpura-pura beli es, padahal mengambil sebilah pisau di rumah (orang tua),” ungkapnya
Setelah mengambil pisau, dia langsung menyerang korban dengan menusukkan pisau sebanyak 5 kali ke tubuh FF yang saat itu ingin tidur.
“Korban baru mau tidur. Pelaku langsung menyerang istrinya membawa pisau,” ujarnya.
Teriakan FF mengundang perhatian warga. Rumah kontrakan AS didobrak dan warga melihat FF sudah bersimbah darah. Tangan AS terlihat memegang pisau yang penuh dengan darah. Warga pun emosi, AS sempat dipukuli.
AS pun diamankan warga dan dibawa ke Polsek Pasar Minggu. Sedangkan FF dilarikan ke Puskemas Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Namun sayang, nyawanya tak tertolong.