Nasional – Seorang IRT atau ibu rumah tangga di Jembrana, Bali yang berinisial UU (31), tewas dengan kondisi luka bakar di sekujur tubuhnya. Korban diduga melakukan aksi bunuh diri gara-gara mengalami gangguan mental setelah dua bulan melahirkan anaknya atau baby blues.
Korban ditemukan dalam kondisi hangus terbakar pertama kali oleh adiknya. “Awalnya ditemukan adiknya dan langsung meminta tolong ke tetangga,” ujar Kelian Banjar Munduk Asem, Uthlubi, Minggu (25/8/2024).
Dia menyebutkan, UH sendiri telah memiliki tiga orang anak. Dan anak yang terakhir baru berusia dua bulan. Namun, sejak anak terakhirnya tersebut lahir, UH disebutkan mengalami baby blues atau gangguan pasca melahirkan anak.
“Informasi dari keluarga dan warga, yang bersangkutan ini disebutkan mengalami baby blues,” ungkapnya.
Menurutnya, yang bersangkutan sudah beberapa kali hendak nekat mengakhiri hidupnya. Terutama pascamelahirkan anak ketiganya yang saat ini masih berusia dua bulan lebih.
Penuturan keluarganya juga yang bersangkutan lebih sering terlihat bengong dan sulit untuk diajak komunikasi.
“Kemungkinan karena terlalu banyak beban pikiran. Kami mendoakan agar keluarga yang bersangkutan tabah menerima peristiwa ini,” harapnya.
Diberitakan sebelumnya, Kapolsek Jembrana Kompol I Ketut Suaka Purnawasa mengatakan, peristiwa itu diketahui pada Minggu (25/8/2024) siang sekitar pukul 13.30 Wita.
“Diketahui adanya peristiwa orang meninggal diduga bunuh diri dengan cara membakar dirinya. Korban merupakan ibu rumah tangga,” ujarnya dikonfirmasi Senin (26/8/2024).
Ia menambahkan, hasil pemeriksaan di TKP ditemukan beberapa barang bukti yang mengarah pada dugaan bunuh diri dengan cara membakar diri.
“Di sebelah timur rumah ditemukan adanya bekas tumpukan daun kelapa kering yang sudah terbakar, serta ditemukan korek api gas,” katanya.
“Atap di dapur tempat korban ditemukan, jebol diduga karena api menjalar ke atas,” sambung dia.
Menurut keterangan yang didapat polisi dari kepala lingkungan setempat, korban disebut pernah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.
“Setelah korban melahirkan, korban sering ingin melakukan percobaan bunuh diri. Sehingga dipulangkan ke rumah asalnya,” ungkapnya.