Nasional – Petani padi di Desa Klepu, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mesti kecewa karena sawahnya gagal mengalami panen. Lantaran, air sungai yang biasanya dipakai oleh petani buat mengairi sawah saat ini kondisinya mengering.
Akibatnya puluhan petak lahan terasiring yang ditanami padi kini kondisinya memprihatinkan. Selain tanah yang mengering dan berongga, kondisi tanaman padi juga terlihat mengering dan sebagian besar bulir padi tidak berisi.
Padahal jika kondisi air masih mencukupi, padi yang kini sudah berumur 70 hari lebih ini sedianya akan dipanen pada Agustus ini. Namun karena kondisi sekarang ini, petani terpaksa harus merugi dan tanaman padi hanya bisa digunakan untuk pakan ternak.
Seperti yang dialami oleh Iknasius Joko Susilo. Tanaman padi miliknya kini mati dan mengering, bahkan bulir padi yang sudah muncul pun ternyata banyak yang tidak berisi. Kini ia pun hanya bisa pasrah dan memanfaatkan sisa tanaman padi yang gagal panen untuk makanan sapi.
“Sebagian yang sumber mata airnya dari hutan, jadi kalau musim kemarau itu sudah tidak ada. Jadi tidak cukup untuk mengairi sawah,” kata Joko, Selasa (20/8/2024).
Meski ada beberapa lahan padi yang masih bisa dipanen, tetapi hasilnya bisa dipastikan menurun drastis. Selain bulir padi yang kosong, bulir padi yang berisi pun bobotnya menjadi tidak maksimal karena selama masa tanam padi lebih sering kekurangan air.
“Ya hasilnya menurun, jelas rugi. Ya nanti paling yang tidak ada isinya untuk pakan sapi, kalau yang masih ada isinya sedikit-sedikit ya dipanen,” ujar Joko.
Sementara itu, Kepala Desa Klepu Andreas Gimin menuturkan bahwa ada sekitar tujuh sampai 10 hektare lahan padi yang terdampak kekeringan, dengan penurunan hasil panen petani hingga 25 persen.
“Karena airnya kurang, di sini untuk panen padi ada penurunan hasil panen, rata-rata turun 20 persen sampai 25 persen,” tutur Gimin.